Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Mengasyikkan di Jurnalisme Kebangsaan

Diperbarui: 17 April 2023   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Satu bulan sebelum bulan ramadan, saya mendapat Informasi bahwa bakal ada kursus jurnalisme dari kompasiana yang dilaksanakan secara daring. Informasi tersebut saya dapat dari ketua BMKA Salman ITB di grup WhatsApp. Awalnya saya ragu dengan kursus tersebut karena berjalan secara daring, namun ketertarikan saya terhadap bidang menulis dan jurnalis membuat saya mantap untuk mengikuti kursus agar dapat menambah ilmu baru.

Pada hari pertama kursus, saya duduk manis didepan laptop mengikuti kegiatan onboarding. Kegiatan onboarding adalah sesi pertama bertemu dengan seluruh peserta antar komunitas, di sesi tersebut para peserta mendapat arahan seputar alur kegiatan kursus beserta challenge yang harus dipenuhi. Para peserta juga diberikan akses gratis untuk masuk ke platform kursus menggunakan voucher socialimpact. Tak lupa, panitia pun memberikan pengantar tentang tugas dari kegiatan jurnalisme kebangsaan.

Program jurnalisme kebangsaan memberikan akses 2 kelas gratis dari 3 kelas yang tersedia. 3 kelas tersebut diisi oleh mentor keren, diantaranya Wisnu Nugraha atau Bang Inu (Pemimpin Redaksi Kompas.com), Nurullah (Chief Operating Officer Kompasiana), dan Heru Margianto (Managing Editor Kompas.com). Karena hanya bisa akses 2 kelas. Saya pun memilih kelas Bang Inu dan Nurullah. Alasannya karena ingin belajar tentang menulis kreatif melalui storytelling dan beradaptasi dengan tulisan zaman sekarang yang berkembang secara gratis.

Selain itu, saya dan peserta lainnya juga diajak mengisi quiz setiap sesi 1 materi kursus berakhir, hal itu bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan kita selama kursus.Kami juga mengikuti sesi mentorship, wardah, dan beraksi. Kami berdiskusi dengan pemateri dan memberikan umpan balik kepada pemateri serta kegiatan ramai lainnya. Walaupun bertemu secara daring, tapi antusias dan semangat peserta untuk belajar dan komunikasi antar peserta tetap bagus dan mengasyikkan.

Saya dan peserta lain juga diberikan tugas praktek seperti menulis storytelling atau artikel, dan unggah cerita di media sosial tiap satu sesi baru selesai. Kami juga dituntut untuk mandiri dalam mengelola waktu. Selain itu, adanya whatsapp grup membantu kami untuk saling membantu dan bertukar pikiran dalam menghadapi tugas yang diberikan. Sehingga kegiatan ini terasa lebih hidup meskipun secara daring.

Sepanjang kursus daring, saya semakin paham tentang pentingya karya yang asli atau original serta adab menulis yang baik. Saya dan peserta lain belajar tentang kode etik jurnalistik, mengenal audiens, verifikasi fakta dan belajar materi SEO dan SEM dengan baik. Kami juga diajarkan untuk bertanggung jawab dan netral dalam menyampaikan informasi kepada publik. Kursus jurnalisme kebangsaan secara daring ini telah memberikan saya wawasan yang lebih dalam tentang pentingnya peran media dalam masyarakat dan bagaimana menjadi jurnalis yang berkualitas dalam era digital yang terus berkembang.

Walaupun  pada saat kursus ada tantangan teknis dan interaksi sosial yang berbeda, tapi pengalaman ini sangat berharga bagi saya. Saya merasa menambah ilmu baru dan keterampilan dalam menulis, seperti storytelling dan tulisan di blog. Ada banyak manfaat yang saya dapatkan. Terima kasih banyak Jurnalisme Kebangsaan!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline