Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Sahudin

Kepala SDN 2 Sekotong Timur

Kisah Perjalananku dari Kota Malang-Sleman-Yogyakarta-Sambungan

Diperbarui: 30 Juni 2022   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

......................................................................................................

Setelah beberapa jam dalam perjalanan, akhirnya saya dan rombongan memasuki kota Sleman. Salah seorang CGP yang berasal dari Sleman memberikan informasi bahwa tempat kelahirannya sudah dekat tinggal beberapa menit lagi. Saya merasa senang sekali, karena sejak menjelang sore hingga mau tengah malam berada di dalam mobil. Tentu badan terasa letih sekali.

Setelah berbelok arah dari jalan raya menuju jalan biasa menandakan bahwa saya dan rombongan sudah sangat dekat dengan rumah yang dituju. 

Betul saja, setelah lebih kurang 2 km meninggalkan jalan raya, saya dan rombongan sampai di tempat tujuan. Semua rekan segera turun dari kendaraan. Barang bawaan masing-masing turut diturunkan tanpa satupun yang tertinggal.

Ucapan salam dari teman saya Suhirno, S.Pd terdengar khas ditelingaku. Sang keluarganya pun menyahut dengan "Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh". Suhirno segera mempersilakan saya dan rekan-rekan masuk. 

Tanpa basi-basi beliau segera bersalaman dengan seisi rumah. Tidak lupa beliau memeluk dan mencium sang Ibundanya yang sudah tua namun sehat walafiat. 

Saya merasa terharu melihat pemandangan bagaimana sang anak bertemu dengan ibu kandungnya setelah sekian lama berpisah. Saya dan rekan-rekan yang lain juga turut berjabat tangan dengan semua keluarganya yang masih terjaga saat itu.

Setelah saya dan rekan-rekan duduk di tempat yang sudah disediakan, secara bergiliran ke kamar mandi untuk sekedar membasuh muka atau membuang air kecil. Dan ada juga di antara kami langsung mandi agar badan menjadi segar kembali. 

Di saat saya duduk bercakap-cakap dengan rekan yang lain, keluarga guru Suhirno mengeluarkan aneka gorengan dan delapan gelas kopi hangat. Saya sangat senang sekali dan mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah. 

Satu hal yang membuat saya dan teman-teman terkejut adalah hidangan kopi. Saya heran sekali, kopi yang disuguhkan menggunakan gelas yang besar dan tinggi. 

Gelas yang biasa digunakan penjual es kelapa muda di Lombok. Gelas yang begitu besar dan tinggi terisi penuh dengan kopi. Saya pun sempat mengeluarkan canda dan gurauan kepada guru Suhirno. "Pak Guru, ini kita ngopi atau kita minum es?" Sahut beliau "Kalau ngopi di sini, ya seperti inilah! Ini harus habis lho! Wadduh dalam pikirku, kalau ngopi sebanyak ini dan  beberapa kali sehari bisa-bisa tensi darah ini berlipat-lipat naiknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline