Lihat ke Halaman Asli

Arbain Walk dari Allahyarham ke Amirul Mukminin (2)

Diperbarui: 20 September 2024   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ahmadsahidin.doc

Selanjutnya kami bergerak menuju kota Qum. Di kota santri ini kami berkunjung ke rumah Imam Khumaini. Syukur kepada Allah bahwa penginapan kami di Qum tidak jauh dari Haram Sayyidah Fathimah Ma'shumah. Sekira 500 meter. Kemudian kami menziarahi Sayyidah Fathimah Ma'shumah, berdoa, dan melafalkan ayat suci Alquran. Sekitar haram terdapat majelis ilmu bersama para ulama, pusara para ulama, majelis Alquran, air minum dan roti gratis, dan menunaikan shalat fardhu berjamaah. 

Dengan area yang luas, tiap tempat bisa menyelenggarakan shalat berjamaah. Terasa teduh, nyaman, dan kalau lagi sendirian bisa sambil tafakur. Beberapa titipan doa dan salam, saya sampaikan di makam Sayyidah Fathimah Ma'shumah. Seperti "magnet", kalau sudah dari haram dan tiba di penginapan, muncul keinginan untuk kembali ke haram melakukan ziarah dan menikmati suasana haram. Ada rasa bahagia dalam hati saat melihat aktivitas keagamaan di haram Sayyidah Fathimah Ma'shumah. Mengikuti shalat fardhu berjamaah, membaca dzikir dan doa, membaca dan menikmati lantunan ayat Alquran, dan ziarah ke makam-makam ulama.

Masih di Qum, kami menziarahi rumah sekaligus mihrab Sayyidah Fathimah Ma'shumah, saudara dari Imam Ali Ar-Ridha as. Menziarahi makam adik dari Imam Muhammad Al-Jawad. Tiga hari di Qum diisi dengan ziarah, doa, ikut shalat berjamaah, menikmati minuman dan roti khas Iran. Juga berkeliling ke toko-toko camilan, aksesoris dan buku. 

Saya sempat ikut antrean minum teh dan roti yang disajikan Haram Sayyidah Fathimah Ma'shumah. Di area haram pula sempat membeli Alquran cetakan Iran. 

Beruntung diingatkan oleh Guru tentang keberadaan makam Syahid Murtadha Muthahhari. Langsung melangkahkan kaki ke Haram Sayyidah Ma'shumah. Mencari lokasi yang disebutkan. 

Setelah menanyakan pada khadim dan ditunjukkan berada dekat tiang. Saya bacakan Al-Fathihah dan mengucapkan terima kasih karena buku-bukunya mencerahkan saya dan mengantarkan pada khazanah intelektual Islam yang lebih luas. Saya juga menyampaikan aktivitas harian di Indonesia pada lembaga pendidikan yang menggunakan namanya. Selanjutnya keliling pada makam ulama lainnya. Saya berkeliling hingga ketemu lagi dengan Syahid Muthahhari.

Qum merupakan kota santri. Luar biasa, sebelum tiba waktu shalat fardhu, tampak banyak warga bergerak menuju masjid jami' Haram Sayyidah Fathimah Ma'shumah untuk shalat berjamaah. Warga muslimah berpakaian hitam jubah tanpa niqab. Lelaki muslim pun mayoritas berpakaian hitam. Pakaian dan warna hitam ini bisa dikatakan khas Iran. Menariknya, baik laki-laki maupun perempuan, terlihat memegang tasbih. Berjalan sambal melafalkan dzikir dengan mulut komat kamit dan gerakan jari pada tasbih. Ternyata dalam panduan keagamaan di kalangan Muslim Ahlulbait ada bacaan dzikir harian yang diambil dari asmaul husna.

Perjalanan beralih ke Mashad, nama lainnya Khorasan. Imam Ali Ar-Ridha as dikebumikan. Juga ulama Thabarsi, Syaikh Bahai, dan lainnya. Haram Imam Ridha as luas. Mungkin bisa berjam jam untuk dapat mengelilinginya.

Sama seperti haram Sayyidah Fathimah Ma'shumah, di haram Imam Ridha as terdapat madrasah dan majelis Alquran, majelis ilmu bersama para ulama, shalat fardhu berjamaah, museum Alquran dan peninggalan yang terkait dengan karpet dan dokumentasi perkembangan haram, perpustakaan, dan restoran Imam Ridha. Alhamdulillah, kami sempat dijamu makan malam dan makan siang di haram Imam Ali Ridha as.

Saat berkeliling di haram, jangan khawatir kehausan meski cuaca terik panas menyengat kulit. Area haram menyediakan air minum dingin dan segar pada tiap ruang terbuka. Orang-orang bebas ambil minum dengan gelas plastik yang tersedia. Jangan kaget pula kalau tampak orang-orang pada setiap sudut membaca Alquran, membaca doa, dan sering terlihat ibu-ibu menangis dengan pandangan menatap kubah emas makam Imam Ali Ridha as.

Masih di area haram, kami melihat madrasah tempat para santri mengikuti pengajian. Di area bawah tanah terlihat ulama sedang diskusi dengan santri yang mengelilinginya. Area lainnya ada orang-orang duduk khusyuk menyimak pembacaan Alquran dan ruang lainnya lebih banyak yang pegang buku sambil melafalkan doa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline