Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Sahidin

Alumni UIN SGD Bandung

Selamat Milad Muthahhari

Diperbarui: 25 Januari 2024   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.humas.muthahharifoundation

13 Rajab 1145 Hijriah, sudah 35 tahun usianya. Diawali dengan pendirian Pesantren Muthahhari dan Lembaga Pembinaan Ilmu-ilmu Islam (LPII). Lembaga ini menghimpun mahasiswa dan mahasiswi Kota Bandung dari berbagai perguruan tinggi. Mereka berkumpul untuk belajar, mempelajari dan mengkaji ilmu-ilmu Islam. Menariknya bahwa ilmu-ilmu dari Barat seperti filsafat, sosiologi, dan politik dipelajari. Dengan narasumber yang kadang bergantian. Di antaranya Kang Jalal (Jalaluddin Rakhmat), Haidar Bagir, Ahmad Tafsir, Agus Efendi, Afif Muhammad dan lainnya. Untuk mengikat dan terarah maka berdiri Yayasan Muthahhari untuk pencerahan pemikiran Islam di kawasan Jalan Kampus Kiaracondong Bandung. Tokoh yang ikut meresmikan pembangunan gedung sebagai tempat beraktivitas tercantum pengurus MUI Jawa Barat, tokoh Ormas Muhammadiyah, dan tokoh politik dari Golkar. Sejak berdiri Yayasan Muthahhari dibuka SMA Plus Muthahhari, SMP Plus Muthahhari, Sekolah Cerdas Muthahhari, SMP Bahtera, Imdad Assajjad, MCentral, Klinik Adi Graha, JR Academy, dan lainnya. Tentu tiap unit lembaga ini mempunyai kekhasan masing-masing dalam kiprahnya.

Sosok almarhum Kang Jalal dibalik seluruh lembaga tersebut. Dari seluruh lembaga yang didirikan itu yang menjadi fokus garapan adalah sekolah-sekolah formal dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Sebelum pandemi covid, pada Milad Yayasan Muthahhari, Kang Jalal menyampaikan sekolah-sekolah Muthahhari menekankan pada empati, akhlak, dan nilai-nilai Islam yang universal. Hingga kini empati menjadi tagline dari sekolah-sekolah Muthahhari meski secara praktik belum terwujud seratus persen.

Sempat ada wawancara media nasional. Mengapa mengambil nama Muthahhari, yang merupakan tokoh pendidikan dan ulama dari Republik Islam Iran? Kang Jalal menjawab bahwa tokoh Muthahhari menggabungkan sosok ulama yang menguasai ilmu-ilmu Islam dan sosok intelektual modern yang menguasai ilmu-ilmu khas Barat serta sosok aktivis yang melakukan pergerakan dan perubahan di masyarakat. Sosok yang komplet ini dirujuk dan dijadikan teladan sekaligus menginsprasi Kang Jalal. Dengan rujukan pada sosok ulama tersebut, Kang Jalal ingin murid Muthahhari tidak hanya cerdas akademik, tidak hanya menguasai ilmu-ilmu Islam dan ilmu modern, tetapi juga nilai-nilai akhlak khususnya empati yang tertanam pada lulusan sekolah-sekolah Muthahhari. Capaian yang substantif itu yang tampaknya dikejar. Berhasilkah? Perlu dilakukan riset yang mendalam. 

Dalam usia 35 tahun tentu ada capaian yang diraih Yayasan Muthahhari. Murid-murid sekolah Muthahhari berasal dari berbagai daerah dan kota seperti Bandung, Jakarta, Bangil, Madura, Balikpapan, Bekasi, Sumedang, Bogor, Nusatenggara Timur, Semarang, dan lainnya. Murid yang lulus dari sekolah-sekolah Muthahhari biasanya melanjutkan di perguruan tinggi ternama serta berkiprah dalam instansi pemerintah maupun swasta. Kemudian secara fisik bangunan sekolah-sekolah mengalami perubahan. Bahkan ada lulusan SMA Plus Muthahhari yang kini berkarier sebagai pimpinan tertinggi pada universitas di Bandung. Kalau dilacak mungkin lebih banyak lagi. Seperti prestasi dalam acara lomba-lomba akademik dan non akdemik yang diraih oleh murid-murid sekolah Muthahhari. Terakhir, Muthahhari termasuk institusi pendidikan Islam yang diakui dan menjadi anggota organisasi pendidikan Islam di dunia. Saya kira perlu ada telusuran untuk kontribusi dan prestasi sekolah-sekolah Muthahhari, sehingga akan tampak perannya. Selamat Milad! *** (ahmad sahidin)

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline