Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Sahidin

Freelancer

Sang Syahid Uhud

Diperbarui: 6 November 2023   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.ahmadsahidin12

HAMZAH dikenal sebagai pemburu dan ahli dalam memanah. Ketika kecil Hamzah adalah teman bermain Nabi Muhammad saw. Hamzah adalah putra Abdul Muthalib, kakek Rasulullah saw. Hamzah dan ayah Nabi, Abdullah, bersaudara. Hamzah termasuk orang yang disegani oleh penduduk Makkah. Keislaman Hamzah diikrarkan secara umum di depan tokoh masayarakat musyrik Makkah.

Kisahnya dimulai saat pulang dari berburu. Hamzah bin Abdul Muthalib sambil membawa busur dan anak panah mampir Ka'bah untuk melakukan thawaf. Ketika tiba di Ka'bah, seorang budak perempuan milik Abdullah bin Jud'an At-Taimi berkata, "Hai Abu Umarah, andai tadi pagi kau melihat apa yang dialami oleh keponakanmu, Muhammad bin Abdullah, niscaya kamu tidak akan membiarkannya. Tadi Abu Jahal bin Hisyam telah memaki dan menyakiti keponakanmu sampai ia mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya."

Seketika itu juga Hamzah bin Abdul Muthalib langsung pergi mendatangi Abu Jahal yang sedang duduk di sekitar Ka'bah. Hamzah melihat Abu Jahal beserta pembesar Quraisy sedang berbincang-bincang. Hamzah mendekati Abu Jahal.

Kemudian dengan gerakan cepat ia pukulkan busur panah pada kepala Abu Jahal berkali-kali sampai jatuh tersungkur. Darah pun keluar dari bekas pukulan busur tersebut.

Dengan sorot mata yang tajam, Hamzah berkata kepada Abu Jahal, "Mengapa kamu memaki dan mencederai Muhammad, padahal aku telah menganut agamanya dan meyakini apa yang dikatakannya? Sekarang, coba ulangi kembali makian dan cercaanmu itu kepadaku jika kamu berani!"

Orang-orang cepat mengerubungi karena mendengar pernyataan Hamzah yang menyatakan keislamannya. Di antara pembesar Quraisy tidak ada yang berani melawan Hamzah. Mereka terdiam.

Tiba-tiba berdatangan orang dari Bani Makhzum hendak melawan Hamzah dan menolong Abu Jahal. Namun, Abu Jahal melarangnya seraya berkata, "Biarkanlah Abu Umarah melampiaskan amarahnya kepadaku. Karena tadi pagi, aku telah memaki dan mencerca keponakannya dengan kata-kata yang tidak pantas."

Begitulah sikap tegas dan berani Hamzah bin Abdul Muthalib. Sejarah mengisahkan bahwa paman Nabi Muhammad saw ini memeluk Islam pada tahun kedua kenabian dan hijrah bersama Rasulullah saw serta ikut dalam Perang Badar.

Dalam Perang Uhud, lelaki yang dijuluki Asadullah (Singa Allah) ini syahid kemudian disebut sebagai Sayidus Syuhada (Pemimpin Para Syuhada). Hamzah wafat akibat lemparan tombak oleh seorang budak yang telah dijanjikan kemerdekaannya kalau berhasil membunuhnya. Wahsyi yang melakukannya secara sembunyi-sembunyi saat Hamzah bertarung melawan orang-orang Quraisy.

Washyi bin Harb diperintahkan Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan bin Harb, untuk membunuh Hamzah. Wahsyi melempar tombaknya dari belakang yang mengenai pinggang bagian bawah Hamzah sampai tembus ke bagian depan dua pahanya. Tidak lama kemudian, Hamzah wafat. Jasad Hamzah dibedah oleh HIndun. Jantungnya diambil kemudian digigit.

Setelah perang berhenti, Rasulullah saw menemukan jenazah pamannya, Hamzah bin Abdul Muthalib, dalam keadaan yang rusak. Jenazahnya kemudian dikuburkan di Uhud bersama pasukan Islam lainnya yang gugur. Orang-orang Madinah, termasuk para istri yang suaminya gugur langsung menangisi. Nabi Muhammad saw tidak melarang mereka karena Nabi sendiri menangisi atas wafatnya Hamzah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline