ABU Bakar adalah sahabat Nabi Muhammad saw. Putra Abu Quhafah ini termasuk orang-orang awal yang memeluk Islam. Aktivitas keseharian Abu Bakar menjadi pedagang kain dan memiliki sejumlah kebun kurma.
Sebelum memeluk Islam, Abu Bakar termasuk orang yang pernah menyembah berhala, gemar minum-minuman keras, dan mengubur hidup-hidup anak perempuannya.
Setelah memeluk Islam, putra Abu Quhafah ini berubah. Ia senang bergaul dengan orang-orang miskin dan membantunya. Juga membebaskan budak-budak yang dibelinya. Kedermawanan yang menjadi teladan dari sosok Abu Bakar.
Ketika hijrah, Abu Bakar menemani Rasulullah saw. Abu Bakar juga meminta Nabi Muhammad saw agar mau mengawini anak perempuannya, Aisyah. Demi persahabatan dan ikatan persaudaraan di antara sesama umat Islam, Rasulullah saw menikahi Aisyah.
Dalam peperangan, Abu Bakar senantiasa berada tidak jauh dari Rasulullah saw. Kalau Rasulullah saw berada pada barisan depan, Abu Bakar berada di belakang. Apabila Rasulullah saw menyerang musuh, Abu Bakar memperhatikannya yang sesekali ikut menebaskan pedangnya.
Abu Bakar pernah diberi tugas untuk memimpin rombongan ziarah ke Ka’bah. Namun, di tengah jalan digantikan perannya oleh Ali bin Abu Thalib berdasarkan surat Rasulullah saw.
Saat Rasulullah saw berbaring karena sakit, Abu Bakar pernah menggantikan menjadi imam shalat. Pada kali lain, Rasulullah saw yang sedang sakit memaksakan menjadi imam dengan posisi di depan Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar mengikutinya sembari mengeraskan bacaannya agar diikuti jamaah lainnya.
Pada masa akhir kehidupan Rasulullah saw, Abu Bakar termasuk orang yang diikutkan dalam penyerangan ke Romawi di bawah komando pemuda Usamah bin Zaid. Namun di tengah perjalanan, Abu Bakar dan Umar bin Khaththab pulang ke Madinah karena mendengar kabar Rasulullah saw akan meninggal dunia.
Ketika Rasulullah saw wafat, Abu Bakar menenteramkan Umar yang tidak dapat menerima wafatnya Rasulullah saw. Abu Bakar juga mendatangi balai pertemuan Saqifah Bani Saidah saat mendengar orang-orang Anshar akan memilih pemimpin setelah Rasulullah saw.
Dalam pertemuan di antara sahabat itu, Umar disertai orang-orang Muhajirin dan penduduk Madinah yang ahli dalam perang membaiat Abu Bakar sebagai khalifah.
Saad bin Ubadah yang sejak tadi dicalonkan langsung berkata, “Demi Allah, aku bersama keluargaku dan kaumku yang masih patuh kepadaku akan memerangimu dengan panah, tombak dan pisau. Demi Allah, andaikata seluruh jin dan manusia berkumpul membantumu, aku tetap tidak akan membaiatmu sampai aku melaporkannya kepada Tuhanku yang mengetahui tentang perhitunganku.”