Belajar menjadi murid dahulu, baru mengajari murid. Itu yang terbetik dalam benak saat ikut dalam kegiatan superlearning bootcamp 2022 di SMP Bahtera dan SCM Bandung.
Selama tiga hari para guru (bisa disebut) belajar dan menerima informasi tentang pendidikan serta yang terkait dengannya.
Seperti neurosains, model pembelajaran, wawasan almamater, micro-teaching, modalitas belajar, dan lainnya. Bisa disebut sebagai spirit untuk menyambut sekaligus mewujudkan khidmat pada sesama manusia.
Guru ketika memberikan pelajaran sebetulnya bentuk khidmat. Murid menyimak guru dan melaksanakan tugas sebagai bentuk khidmat juga. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan mengerjakan petuah guru sesuai kemampuan juga bentuk khimat.
Yang menarik saat micro-teaching, ternyata para guru bisa memerankan diri layaknya murid di kelas. Ada yang konyol. Susah diatur. Sering nyeleneh dan reaksioner.
Kadang lempar pertanyaan tanpa melihat kondisi. Demikian dinamika kelas. Di tengah situasi demikian seorang guru harus mampu membimbing, memberikan petunjuk, mengarahkan, dan mengajari pengetahuan.
Dari kegiatan superlearning bootcamp, saya dapat aneka pengetahuan tentang otak, model pembelajaran, strategi mengajar, micro-teaching, belajar cara mengajar dari sesama guru, dan sikap dalam melayani murid.
Hanya itu saja yang bisa saya tuliskan. Tentu tulisan ini hanya sedikit dari banyaknya informasi yang penuh manfaat untuk mengembangkan keahlian para pendidik. Maaf belum mampu menuliskan yang merepresentasikan kegiatan utuhnya. Hatur nuhun! ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H