Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Sahidin

Freelancer

Membaca Buku Musnad Fatimah Zahra

Diperbarui: 21 Desember 2021   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AhmadSahidin.dok

Nikmat sehat terasa saat sakit. Ini yang saya alami. Sekira lima hari terasa sakit pada tangan, susah digerakkan. Kemudian kaki kanan terasa sakit dan bengkak, bahkan sampai tidak bisa digerakkan. Setelah melakukan analisa dengan aneka gejala yang terasa maka disimpulkan (sementara) bahwa saya mengalami sakit asam urat.   Diketahui gejalanya dari aneka makanan yang dapat sebabkan sakit asam urat. Dan diobati dengan seadanya.

Saat sakit saya sempatkan baca buku. Judulnya Musnad Fatimah Zahra. Penulisnya Azizullah Utharidi, diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh  Rausyanfikr tahun 2018.

Buku ini tebalnya 551 halaman. Terbagi dalam tiga bagian. Pertama kehidupan, keutamaan, dan manakib Sayyidah Fathimah Azzahra sa. Pada bagian ini selain perjalanan hidup dan keteladanan, memuat tentang mushaf Fathimah, wasiatnya, kematiannya, makamnya, dan keutamaan ziarah kepadanya. 

Alhamdulilah saya membaca memasuki tentang makam Sayyidah Fathimah sa. Disebutkan melalui beragam riwayat bahwa Sayyidah Fathimah wafat, enam bulan setelah Rasulullah Saw wafat. Sayyidah Fathimah wafat dalam keadaan sakit akibat tindakan anarkis dari penguasa yang meminta baiatnya. 

Jelang wafat Sayyidah Fathimah meminta suaminya, Ali bin Abu Thalib, dan Asma binti Umais beserta anggota keluarga terdekat untuk memandikannya, mengkafani dan menguburkannya. Sesuai dengan permintaan Sayyidah Fathimah, jasadnya dikuburkan malam hari oleh suaminya. 

Di manakah makamnya? Dengan sejumlah riwayat mutawatir disebutkan dekat makam Rasulullah Saw. Untuk melabui orang-orang maka di sekitar Baqi dibuat tujuh makam baru sehingga orang menyangka di sana. Mengapa bersifat rahasia alias tidak ingin diketahui jejak akhir hayat dari Sayyidah Fathimah? Sesuai dengan wasiatnya bahwa tidak ingin diketahui, tidak ingin dishalati dan dikuburkan oleh penguasa yang telah zalim kepadanya.

Ya, dalam buku Musnad Fathimah Zahra disebutkan aneka bentuk perlakuan tidak menyenangkan dari orang yang berkuasa di Madinah kepadanya. Bahkan itu menjadikan Sayyidah Fathimah marah berkepanjangan kepada mereka hingga wafat.

Masih pada bagian satu, ternyata putri Rasulullah saw orang yang zuhud, qanaah, dan taat ibadah. Peristiwa kekurangan makanan, pakaian yang seadanya, perhiasan yang dijual untuk bantu kaum dhuafa, dan pernah selama tiga hari tidak makan dialami oleh keluarga Sayyidah Fathimah. 

Meski demikian, ketaatan ibadah kepada Allah membuatnya ada rezeki yang datang kala benar-benar dibutuhkan. Sebagaimana Maryam putra Imran, selepas shalat maka ditemukan makanan dari surga yang dapat dinikmati keluarga dan dibagikan kepada tetangganya.

Bagian kedua adalah pidato dan argumentasi dari Sayyidah Fathimah. Bagian ketiga adalah para perawi hadis yang mengabarkan tentang Sayyidah Fathimah as.

Bagian dua dan tiga dari buku ini belum terbaca, masih coba tuntaskan bagian satu. Dari buku ini saya menjadi tahu betapa keluarga Nabi Muhammad Saw secara status kemanusiaan sama dengan orang-orang dhuafa. Meski bisa menjadi orang yang sugih dari segi harta benda, tetapi praktek zuhud, qanaah, dan riyadhah kesucian dalam hidup lebih diutamakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline