Semacam penantian. Ini yang terasa saat memelihara burung kicau yang belum gacor. Menunggu penuh sabar dari hari ke hari. Menanti terbukanya paruh untuk bunyi dengan alunan merdu sang burung. Untuk sampai pada gacor sang burung harus dirawat, diperhatikan, diberikan asupan vitamin dan dijaga kebersihan sangkarnya. Untuk apa? Agar sang burung berkicau dengan suara indah. Apalagi durasinya panjang dan berulang maka tambah senang sang empunya burung.
Saya merasa senang saat burung peliharaan di rumah berbunyi. Meski tidak gacor. Sesekali bunyi pun sudah merasa senang. Karena proses dari menunggu, merawat penantian hingga sampai pada yang diharapkan.
Kalau diamati dari pengalaman, memelihara burung kicau ternyata perlu biaya. Sekadar hobi saja butuh rupiah. Beli sangkar, pakan, cepuk dan lainnya. Inginnya punya aneka burung kicau. Hanya tidak berdaya kala berhadapan nominal rupiah.
Karena itu, saat beli pun burung yang bahan dan masih muda. Meski giras dan belum bunyi tetap dirawat. Karena tak punya sangkar lagi dan burung mulai tumbuh besar, maka ada burung yang dilepas biar tidak heurin (berdesakan) dan menghemat biaya pakan. Burung yang dilepas dua sogon muda, satu kutilang, dan satu kemade bunga api. Yang terakhir ini menerobos pintu saat dibuka. Saya biarkan saja lepas ke alam mencari pakan sendiri.
Meski tidak gacor, beberapa burung kicau yang saya miliki enak untuk dilihat. Gerak geriknya, makan dan minumnya, serta bulu dan bentuk tubuhnya yang indah membuat kagum dengan aneka ciptaan Tuhan di semesta ini. Kekaguman pada makhluk Tuhan seharusnya mengantarkan makin saleh dan taat kepada-Nya. Sayangnya urusan ini saya masih lemah dan belum ada gairah ibadah yang khusyuk. Masih sekadarnya.
Yang menarik dari burung kicau adalah varian dari setiap jenis burung. Misalnya burung kutilang ternyata lebih dari lima varian dengan bulu dan warna yang beda. Burung kemade juga lebih dari lima varian dengan warna dan bulu yang beraneka. Seiring dengan pertumbuhan usia burung, setiap bulannya ada perubahan warna pada bulunya. Coba pelihara saja burung yang masih muda dan cari variannya, pasti lebih dari satu.
Seorang mubaligh dalam khutbah Jumat pernah mengatakan bahwa setiap kali melihat keindahan pada makhluk yang ada di alam raya ini hakikatnya percikan keindahan dari Yang Mahaindah. Bagi orang yang hatinya terpaut kepada Tuhan, ketika menemukan yang indah dan keindahan yang tampak dalam pandangannya maka akan mengucapkan pujian kepada Tuhan. Engkau Mahaindah dari segala keindahan di semesta raya ini. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H