Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Sahidin

Alumni UIN SGD Bandung

Al-Husain dan Tragedi Karbala dalam Naskah dan Budaya Nusantara

Diperbarui: 9 Agustus 2022   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hikayat/ahlulbaitindonesia

Saya bersyukur karena pada bulan Muharram ini agak leluasa untuk ikut menyimak pengajian online tentang hari-hari duka cita keluarga Rasulullah Saw.

Tahun lalu biasanya ikut dengar pengajian muharram di masjid. Kini pengajian online pun banyak pilihan. Mulai dari luar negeri dengan bahasa Inggris atau Arab.

Begitu pun dari dalam negeri, pada Facebook dan YouTube muncul live streaming pengajian muharram. Mulai dari siang hari sampai jelang tengah malam. Kalau tidak sempat maka bisa subuh menyimaknya karena rekamannya masih terhidang pada media tersebut.

Meski nuansa kajian Muharram bernuansa Islam mazhab Syiah, tetapi buat saya itu menjadi tambahan pengetahuan dan upaya konfirmasi atas setiap informasi yang sampai pada saya tentang Syiah. 

Ternyata tidak seperti yang kaum anti Syiah gemborkan. Saya temukan kaum Muslim Syiah terlihat kuat kecintaannya kepada Keluarga Nabi Muhammad Saw (Ahlulbait). 

Apa alasan mereka cinta kepada Keluarga Nabi? Yang saya ketahui dari kajian online mereka bahwa ketaatan pada wasiat Rasulullah Saw untuk pegang teguh pada Kitabullah (Alquran) dan Itrah Ahlulbait (Keluarga Nabi). Riwayat dan hadis tentang ini mashur dan banyak sehingga amat mudah kalau dicari pada google.

Pengajian muharram yang saya ikuti secara online benar-benar menyajikan peristiwa sejarah kehidupan Al-Husain, cucu Rasulullah Saw, sejak kecil sampai syahid di Karbala. 

Perjalanan Al-Husain dari Makkah menuju Karbala diungkap dengan kutipan dari kitab sejarah. Kalau membaca buku berjudul "Duka Padang Karbala" ditulis Sayyid Ibnu Thawus, maka akan didapatkan uraian perjalanan hidup cucu Rasulullah Saw (Al-Husain) sampai tragedi yang menimpanya pada 10 Muharram 61 Hijriah.

Kesan saya setelah menyimak kajian online dan membaca buku bahwa asyura merupakan peristiwa yang mengerikan dan membuat mata ini sembab hingga meneteskan air mata. Sedih. Juga membuat saya heran dengan perilaku penguasa terdahulu. Padahal, mereka itu secara lahiriah beragama Islam.

Ya, sebuah tragedi kemanusiaan yang menimpa keluarga Rasulullah Saw di tengah umat Islam, tahun 61 Hijriah/680 Masehi di Karbala, Iraq. 

Sebuah gambaran adanya orang yang haus kekuasaan, jabatan, kekayaan, dan bangga dengan popularitas sehingga membuat lupa diri dengan akhirat. Sampai tega membunuh cucu Rasulullah Saw yang seharusnya dijaga dan dimuliakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline