Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Sahidin

Freelancer

Isyarat Ilahi, Tafsir Juz Amma Versi Ibnu Arabi

Diperbarui: 16 Desember 2018   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya kembali membaca buku. Mungkin bisa disebut tadarus karena berkelanjutan membacanya. Buku yang dibaca adalah "Isyarat Ilahi: Tafsir Juz Amma" karya Ibnu Arabi. Seorang sufi dari negeri Andalusia hidup abad 13 masehi.

Saya cepat saja tadarusnya. Baca saja ngaguluyur. Tidak ada perenungan. Maklum agak sulit dicerna. Barusan surah al-Quran yang dibaca dari buku adalah Abasa, Al-Takwir, Al-Infithar, Al-Muthaffifin, Al-Insiqaq, dan Al-Buruj.

Enam surah juz amma tersebut secara umum diuraikan oleh Ibnu Arabi sebagai khazanah eskatologis berupa kiamat, nikmat surga dan siksa neraka, orang yang selamat di akhirat, penyesalan di hari perhitungan amal, dan adab (edukatif) tentang bertamu serta dalam berdakwah.

Tampaknya juz amma dalam Al-Quran, yang susunannya di bagian akhir, benar-benar merepresentasikan tentang hari akhir. Secara substantif kajian ini penting bagi umat Islam untuk memahami fenomena alam akherat.  Dan ini juga masuk pada kajian akidah, yang musti diyakini dan dipercaya. Kalau perlu dirasionalkan dalam penjelasannya.

Saya ingin kutip, cuplikan yang menurut saat sangat kuat dalam aspek keyakinan keesaan Tuhan dari perspektif Ibnu Arabi. 

"Segala sesuatu selain-Nya menjadi berwujud semata-mata karena wujud-Nya, sehingga pada hakikatnya ia tak berarti apa-apa, karena segala wujud yang baru mungkin sama sekali tidak berarti wujud itu sendiri. Karena itu, tak satu pun selain-Nya yang menyamai dan menyerupai-Nya" (hal.250).

Buku Isyarat Ilahi: Tafsir Juz Amma ini bisa dikatakan tafsir al-Quran yang khas tasawuf dan filsafat. Terlihat dari cara menerangkan dan memaknai setiap ayat dari surah-surah juz amma (al-Quran) sangat terasa nuansa sufistik dan filosofis.

Banyak idiom yang mesti di-syarh dahulu dan dipahami dengan sudut pandang Ibn Arabi. Hampir seluruh ayat diungkap aspek batin dari arti kata, yang kadang tidak ada kaitannya dengan arti lahiriah dari kata atau ayat yang dibahas. Istilah ruh, kesatuan, penyempurnaan, perjalanan, kesucian dan kekotoran diri, dan hambatan menuju Sang Ilahi sangat mewarnai dari seluruh uraian tafsirnya.

Yang menarik dari tafsir juz amma karya Ibn Arabi ini tidak hanya fokus dengan uraian penalaran logis dan intuitif, juga tak segan mengutip hadis dan riwayat untuk memperkuat dari uraiannya.

Tah, ngan sakitu. Cekap. Sesah digayeumna. Teuas ieu buku. Sanajan ngan 269 kaca, tapi orokaya jiga maca buku eusi 500 kaca.

Unggal beres tiap ayat atanapi surah Al-Quran, karasa teu kekengingan alias teu ngartos. Janten bulak balik mukaan deui anu atos dibaca. Mangga geura cobian maca buku "Isyarat Ilahi: Tafsir Juz Amma". *** (ahmad sahidin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline