Lihat ke Halaman Asli

Arus Deras Informasi

Diperbarui: 17 Juni 2016   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[Informasi itu seperti air, mengalir kemana-mana, memberi kita pengerahuan, dan membantu dalam mengambil keputusan, namun bisa menjadi “polusi”, tidak mudah untuk membatasi dan mengontrolnya, butuh usaha keras untuk mengarahkan dan memanfaatkannya di dalam kehidupan.]

Ada kecanduan baru pada zaman sekarang ini, kecanduan berkomunikasi melalui media sosial, ngobrol di sosial media, curhat di sosial media. Sosial Media ini menjadi sangat populer di Indoensia, karena salah satu “budaya” orang Indonesia suka ngobrol. Sebuah kebiasaan sehari-hari yang didukung oleh teknologi, sekarang jadi lebih mudah, bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, sambil kerja, sambil rapat, bahkan sambil berkendara. Semua nekad dilakukan untuk mengejar informasi. Tidak online sehari saja, sudah ratusan bahkan ribuan notifikasi di akun kita, semakin banyak akun, semakian banyak grup, juga makin banyak repotnya, repot bacanya, repot juga mengelolanya.

2016-06-17-1944432-57640042d29273841362952e.jpg

Kini kita merasakan derasnya informasi, mungkin bisa disebut banjir informasi. Setiap hari ada saja ratusan pesan yang masuk ke smartphone kita. Apalagi kalau ada yang ulang tahun, ada hari besar (Idul Fitri), hampir semua anggota grup mengirim ucapan selamat dan doa, kata-katanya mirip-mirip lagi, belum lagi teman-teman yang menawarkan barang dagangan, kirim foto/video lucu, di tambah lagi kalo ada yang ngerumpi di grup, semua informasi membanjiri kita, berita penting hingga berita sampah semua tersimpan di akun kita.

Ada informasi positif yang bermanfaat bagi kita, ada yang sengaja di dramatisir dan juga tidak sedikit yang hoax, justru berita bohong ini yang cepat menyebar keseluruh penjuru negeri bahkan dunia. Adalah sikap bijak bagi kita jika memeriksa dulu apakah berita tersebut asli atau berita bohong yang sengaja dibuat. Membaca berita heboh memang lebih menarik perhatian, baca sekilas lalu kita klik share, ke linimasa, ke berbagai grup, dalam hitungan menit sudah banyak yang melihat, dan komentar. Bagaimana jika itu adalah berita tidak benar ?, apalagi menyangkut nama baik seseorang, bisa fitnah, jadi panjang urusannya. Sebelum telanjur, sebaiknya kitia diperiksa dari mana sumbernya, kebenaran beritanya, dipikir lagi apakah informasi itu membawa manfaat bila kita bagikan,

Saling berbagi informasi memang penting, kalau kata kang emil, interaksi sosial menjadi salah satu penyumbang kebahagiaan. dan itu bisa dilakukan dalam bentuk fisik ataupun digital melalui sosial media. Makanya di HP kita ada beberapa aplikasi sosmed, di dalamnya ada grup kerja, grup sekolah, grup alumni, grup hobi dll. Kenikamatan berkomunikasi ada di situ, itulah kenapa perkembangan sosial media di Indonesia kiat pesat. Menurtut Global Web Index pada bulan April 2016, Indonesia menjadi Negara yang paling banyak pengguna twitternya (urutan ke-1), dan pengguna facebook pada urutan ke-6. Jadi “budaya” ngobrol orang Indonesia tersalurkan, makanya orang Indonesia paling jago buat tredding topic, hingga Persib Bandung menjadi klub terbaik dunia berdasarkan hasil voting thetoptens.com (http://www.thetoptens.com/2015-football-soccer-clubs/), pada tahun 2015 kemarin. Ini contoh kekuatan informasi di sepakbola, belum lagi di dunia marketing, hiburan, dan politik.

untitled-1-5764004dcf9273cc1f7ac5f8.jpg




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline