Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Robi Ulzikri

Dosen Ilmu Pemerintahan Fisipol UPR

Politik Rekognisi: Pentingnya Pengakuan Identitas dalam Politik Kontemporer

Diperbarui: 11 Mei 2024   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam konteks politik kontemporer, konsep politik rekognisi memiliki peran yang semakin penting dalam menangani isu-isu identitas dan partisipasi politik. 

Politik rekognisi merujuk pada upaya untuk mengakui, menghargai, dan memberdayakan berbagai identitas individu dan kelompok dalam masyarakat. 

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi arti, relevansi, dan implikasi politik rekognisi dalam dunia politik modern.

Arti Politik Rekognisi

Politik rekognisi berasal dari filosofi politik, khususnya konsep-konsep yang dikembangkan oleh para pemikir seperti Charles Taylor, Axel Honneth, Nancy Fraser, dan Amartya Sen. 

Pada dasarnya, politik rekognisi berkaitan dengan upaya untuk mengakui martabat dan nilai-nilai yang melekat pada identitas individu atau kelompok dalam masyarakat. 

Identitas-identitas ini bisa berupa identitas etnis, agama, gender, budaya, atau bahkan identitas politik tertentu.

Pentingnya politik rekognisi dapat dilihat dari konsekuensi-konsekuensi negatif yang muncul ketika identitas-indetitas ini diabaikan atau diremehkan dalam ranah politik. 

Ketika kelompok-kelompok atau individu-individu merasa tidak diakui atau dihargai, hal ini dapat menciptakan ketegangan sosial, konflik, dan perasaan ketidakpuasan terhadap sistem politik yang ada.

Relevansi Politik Rekognisi dalam Politik Kontemporer

Di tengah globalisasi dan kompleksitas masyarakat modern, politik rekognisi menjadi relevan karena masyarakat kita semakin terdiversifikasi dari segi identitas. 

Negara-negara multikultural dan demokrasi modern dihadapkan pada tuntutan untuk mengakomodasi dan menghormati pluralitas identitas ini.

Misalnya, isu-isu seperti pengakuan hak-hak minoritas, perlindungan budaya, kebebasan beragama, dan kesetaraan gender semuanya terkait erat dengan politik rekognisi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline