Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rizki Alimudin

Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Peran Penting Praktik Budaya dalam Meningkatkan Ketahanan Sosial Masyarakat Multikultural di Toraja

Diperbarui: 15 Agustus 2023   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perternakan babi di Lembang Madandan/Dok Pribadi

Dalam konteks multikulturalisme, ketahanan sosial masyarakat telah menjadi topik yang mendalam di bidang antropologi dan sosiologi. Di Tana Toraja, peran praktik budaya, khususnya dalam beternak babi, memiliki dampak signifikan terhadap keberlanjutan sosial dan ekonomi. 

Melalui analisis ini, kita akan memahami bagaimana praktik budaya ini tidak hanya merupakan ritual tradisional semata, melainkan juga pijakan fundamental yang memperkuat ketahanan sosial di tengah keragaman budaya yang kaya.

Signifikansi Permintaan Babi dalam Praktik Budaya

Praktik-praktik budaya di Tana Toraja, seperti 'rambu solo' (upacara kematian) dan 'rambu tuka' (acara syukuran), secara tak terpisahkan melibatkan peran babi sebagai elemen penting. 

Permintaan akan babi dalam konteks ini telah menjadi bagian integral dari tradisi budaya yang sudah berlangsung berabad-abad. Babi bukan hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga identitas masyarakat yang meneguhkan eksistensi dan menghidupkan makna setiap peristiwa bersejarah dalam kehidupan mereka.

Dampak Ekonomi dari Praktik Budaya

Hubungan erat antara praktik budaya dan ekonomi tercermin melalui praktik beternak babi. Permintaan yang konsisten terhadap babi dalam berbagai upacara budaya memberikan rangsangan bagi dinamika ekonomi Tana Toraja. Para peternak babi dengan bijak menyesuaikan praktik budaya mereka dengan tuntutan ekonomi. Akibatnya, tercipta ekosistem ekonomi yang dinamis, di mana praktik budaya dan aktivitas ekonomi bersinergi untuk saling memperkuat.

Contoh Penilaian dalam Berternak Babi dan Implikasinya Terhadap Keberlanjutan Ekonomi

Sebagai contoh, mari kita hitung penilaian ekonomi dalam beternak babi dalam konteks praktik budaya di Tana Toraja:
Harga bibit babi berusia 2 bulan = Rp. 1.000.000
Biaya perawatan harian = Rp. 12.000 untuk 1 babi
Biaya perawatan selama 3 bulan (90 hari):
Biaya perawatan = Rp. 12.000 x 90 = Rp. 1.080.000
Total pengeluaran:
Total pengeluaran = Harga bibit + Biaya perawatan = Rp. 1.000.000 + Rp. 1.080.000 = Rp. 2.080.000
Pendapatan dari penjualan 1 babi:
Harga penjualan = Rp. 3.500.000
Keuntungan:
Keuntungan = Harga penjualan - Total pengeluaran = Rp. 3.500.000 - Rp. 2.080.000 = Rp. 1.420.000.

Contoh penilaian ekonomi dalam beternak babi yang telah diuraikan di atas memberikan gambaran tentang bagaimana praktik budaya ini dapat memiliki dampak ekonomi yang signifikan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline