Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rikiyanto

Guru Masiswa Pasca Sarjana UIN Khas Jember

"Cantikku Hanya untuk Suamiku"

Diperbarui: 18 November 2019   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir akhir ini negara kita dihebohkan oleh seorang purnwirawan polisi yang ditunjuk oleh presiden menjadi seorang yang sangat berpengaruh dalam bidang keagamaan yaitu menteri agama, setelah pelantikan dan terima jabatan, menteri agama mewacanakan tentang larangan bercadar di indonesia, tujuan adanya larangan tersebut sebagai bentuk ikhtiar untuk menangkal radikalisme yang sekarang kian merajalela,

Dengan keluarnya wacana tersebut membuat  tambah riuh saja,  yang pastinya ada pihak yang pro dan pihak ada kontra, kalau pendapat penulis bahwa kalau larangan tidak masalah tetapi yang dimasalahkannya itu tujuannya karena seorang yang terpapar gagal radikalisme bukan seorang yang berjilbab ataupun yang bercadar atau bukan dari pakaian melainkan pemikirannya , pemikiran yang sudah doktrin dengan paham radikal akhirnya dia menyamar dengan berpakain ala islam yang memang taat beragama , tidak hanya ini saja ini akan berdampak kepada para pemakainya, penulis disini tidak memihak kesiapun ini murni pemikirannya.

Dengan memakai cadar sebenarnya banyak positif yang didapatnya, didalam islam orang perempuan wajib berbusana muslim dan berjilbab sesuai anjuran syariat islam, orang bercadar tidak berdosa meskipun ketentuannya melebihi syariat islam, kalau dalam syariat yang tidak ditutupi telapak tangang dan wajah, sebenarnya sangat beruntung mempunyai seoran calon istri yang bercadar karena cintanya hanya untuk calon suami saja selain itu istri tidak akan banyak minta peralatan make up yang berlebihan yang terpenting sudah sangat tercukupi  dan sebagai anugrah tuhan kepada calon suami karena wajah hanya sang calon suami yang akan melihatnya, ketika memang jodohnya maka wajib melihatkan wajahnya kepada calon suami , betapa nikmatnya sungguh istimewa dan luar biasa barokah

Semoga bermanfaat bagi yang membacanya

Jangan lupa beri saran dan kritiknya 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline