Lihat ke Halaman Asli

AHMAD RIDWAN

Buruh di Kemendikbudristek

Mengenal Etika Dalam Manajemen (Tinjauan Teoritis)

Diperbarui: 10 Oktober 2024   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Desain Penulis pada platform Canva (2024)

PENDAHULUAN

Dalam tulisan ini akan diuraikan tinjauan teoritis mengenai etika manajemen. Penggunaan terminologi etika dan moral disepadankan dalam konteks yang sama, karena baik etika maupun moral berfokus pada pertanyaan tentang bagaimana manusia seharusnya bertindak dan apa yang membuat suatu tindakan baik atau buruk. 

Keduanya berhubungan dengan perilaku manusia dalam konteks kebaikan. 

Sebagai pengantar, perlu ditegaskan bahwa masalah etika dalam bisnis melekat pada proses manajemen karena melibatkan perilaku manajerial yang dilakukan oleh manusia. Persoalan moral seperti dampak lingkungan, isu sosial, tuntutan konsumen, upah  yang adil, eksploitasi tenaga kerja, hingga tanggung jawab kepada pemilik modal menjadi sekelumit masalah etis dalam praktik manajemen. 

Tentu saja sekelumit masalah-masalah etis dalam manajemen ini akan berbalik menjadi ancaman (threat) terhadap pencapaian tujuan organisasi atau bisnis. Keputusan manajemen yang tidak etis dapat merusak reputasi, menyebabkan ketidakpuasan, protes, atau bahkan boikot dari para stakeholders

Masalah etis dapat menciptakan ketidakstabilan organisasi atau bisnis. Praktik manajemen yang tidak etis juga dapat diperhadapkan pada tuntutan hukum, yang dapat merugikan secara finansial. Hingga menyebabkan penurunan nilai saham dan hilangnya kepercayaan investor. 

Potensi risiko ini sulit dipulihkan dan berdampak negatif pada kinerja bisnis jangka panjang. Oleh karena itu, penting adanya etika dalam manajemen.

KONSEP DASAR ETIKA

Lebih dahulu, perlu dibatasi dan diperjelas makna konsep etika sehingga dapat dipahami dan digunakan dengan lebih tepat.  

Secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos (dalam bentuk tunggal) dan ta etha (dalam bentuk jamak) yang berarti adat kebiasaan (Bertens, 2007, hal. 4). Kemudian, Rakhmat (2013, hal. 27) menjabarkan definisi etika dalam perspektif tersebut sebagai sistem nilai tentang bagaimana manusia harus “hidup baik sebagai manusia” yang telah di institusionalisasikan dalam sebuah kebiasaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline