Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Ricky Perdana

gemar travelling, fotografi dan menulis

Cerminan Sikap Solidaritas Bangsa Dalam KTT G20

Diperbarui: 20 November 2022   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemimpin Negara G20 - detik.com

Indonesia telah berhasil menggelar KTT G20 di Bali pada tanggal 15-16 November 2022. Beberapa kepala negara yang hadir memberikan pujian kepada Indonesia atas keberhasilan kepemimpinan masa jabatan presidensi G20 selama setahun dan atas kerja keras Indonesia dalam melaksanakan perhelatan KTT G20 di Nusa Dua, Bali. 

Perhelatan tersebut sukses dan membuahkan hasil yang memuaskan. Meski skeptimisme begitu besar di tengah situasi dunia saat ini, namun menurut Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak deklarasi yang dihasilkan KTT G20 cukup substantif, komprehensif, dan berorientasi pada tindakan langsung.

Yang menarik perhatian adalah pandangan Presiden Perancis, Emmanuel Macron yang berpendapat bahwa Presidensi G20 Indonesia penuh dengan pesan solidaritas, terutama terhadap negara-negara berkembang. "Ini adalah KTT G20 solidaritas," ujar Macron. Kita ketahui pada tanggal 16 November 2022 yang bertepatan dengan hari kedua KTT G20 di Bali, hari itu juga diperingati sebagai hari toleransi internasional (International Day for Tolerance)

Solidaritas dan toleransi seperti sebuah koin yang memiliki dua muka, saling melengkapi satu sama lain. Dua hal tersebut berkaitan erat dengan sikap seseorang dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, termasuk menyangkut soal agama, budaya, adat, dan sebagainya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), solidaritas berarti sifat (perasaan) solider; sifat satu rasa (senasib dan sebagainya), sedangkan arti toleransi menurut KBBI adalah sifat atau sikap toleran. Bisa kita katakan bahwa toleransi adalah rasa hormat dan penghargaan terhadap keragaman budaya yang kaya, bentuk ekspresi dan cara kita menjadi manusia. Oleh karena itu toleransi akan tumbuh apabila kita dapat memupuk rasa solidaritas antar sesama. Sikap solidaritas sendiri tumbuh karena adanya rasa senasib sepenanggungan.

Rasa senasib sepenanggungan sudah mengakar kuat dan menjadi budaya bangsa Indonesia sehingga persatuan dan kesatuan NKRI tetap terjaga. Rasa tersebut yang menjadi modal para pejuang untuk bersatu dan bergerak mewujudkan kemerdekaan Indonesia bagi seluruh masyarakat yang tertindas oleh para penjajah. Maka tidak salah bila rasa solidaritas begitu kuat tercermin dalam KTT G20 di Bali. 

Kesuksesan perhelatan KTT G20 merupakan kesuksesan Bapak Jokowi beserta jajarannya, institusi pemerintahan, pihak-pihak terkait yang terlibat dalam penyelenggaraan dan seluruh masyarakat Indonesia. 

Kerja keras Presiden beserta jajarannya, institusi pemerintahan dan pihak-pihak terkait tentu bersinergi dengan sikap masyarakat Indonesia yang ramah dan santun sehingga turut mensukseskan perhelatan tersebut.

Sebagai bagian dari tuan rumah, masyarakat Indonesia dengan keberagaman budaya, etnis, suku dan agama telah menunjukkan sikap luhur sebagai sikap beragama yang baik dalam menerima tamu dengan segala kemampuan yang terbaik, memberikan rasa nyaman dan aman. 

Meski ada beberapa hal yang terjadi selama perhelatan KTT G20 digelar namun tidak ada hal yang signifikan dapat menciderai pandangan mata dunia terhadap bangsa Indonesia. Kesuksesan KTT G20 akan membuat Indonesia tidak dipandang sebelah mata oleh dunia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline