Lihat ke Halaman Asli

Baru Semester 2 Sudah Kerepotan, Ada Apa dengan Saya?

Diperbarui: 2 Juni 2022   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya adalah mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi angkatan tahun 2021. Dan sekarang ketika artikel ini dibuat saya menginjak akhir semester kedua. Di Sini saya akan membagikan pengalaman saya menjalankan perkuliahan selama satu semester.

Kegiatan perkuliahan reguler semester 2 dimulai pada awal bulan Februari. Di awal perkuliahan semester ini saya langsung mendapatkan sebuah masalah sepele tapi sangat berpengaruh pada proses perkuliahan saya dan bahkan masalah ini belum bisa dikatakan terselesaikan. Masalah yang saya maksud adalah tentang pola tidur yang tidak sehat. Saya mulai mengalami pola tidur yang tidak sehat/teratur sejak liburan semester lalu di mana saya pada saat itu masih berada di mahad bersama teman-teman dan terbiasa tidur dini hari atau bahkan tidak tidur sama sekali. Karena hampir setiap hari saya seperti itu, akhirnya pola tidur tersebut menjadi kebiasaan saya sampai sekarang. Saya yang terbiasa bangun jam 10-11 akhirnya mulai menyadari itu adalah sebuah masalah ketika kuliah masuk, karena jadwal perkuliahan saya semuanya dimulai pagi hari.

Awal perkuliahan merupakan saat-saat yang paling buruk bagi saya karena saya harus memaksa diri saya agar tidak tidur demi mengikuti perkuliahan. Bahkan meskipun saya mengikuti perkuliahan, saya tetap tidak bisa maksimal karena diserang oleh rasa lelah dan mengantuk dari saya sediri yang mengakibatkan banyak materi yang disampaikan dosen terlewatkan oleh saya.

tak jarang, saat perkuliahan dimulai, saya hanya join pada meeting kelas tetapi setelah itu saya mematikan kamera dan meninggalkannya untuk lanjut tidur. Yang lebih parah adalah saat perkuliahan saya masuk pukul 06.30. Di beberapa matkul saya pernah absen (tidak mengikuti kelas) bahkan sampai dua kali, sedangkan kontrak belajar yang disepakati saat itu adalah setiap matkul maksimal absen adalah dua kali, jika absen sampai tiga kali maka dipastikan tidak dapat mengikuti UAS dan ujungnya adalah tidak lulus matkul tersebut dan harus mengulang. Saya saat itu panik karena saya di beberapa matkul sudah absen dua kali, dan posisinya perkuliahan masih separuh perjalanan. Saya khawatir tidak bisa bertahan sampai akhir perkuliahan semester 2. 

Tidak jarang saya bercerita dan konsultasi menganai masalah saya ini, tetapi solusi yang diberikan hampir semua sama, yaitu memaksa diri agar tidak tidur seharian agar rasa mengantuk yang terkumpul dalam satu hari bisa dilampiaskan di malam harinya. Solusi tersebut mungkin sekali dua kali berhasil, tetapi tidak lama kemudian akan kambuh lagi. Kebiasaan ini benar-benar membuat saya pusing dan hampir frustasi. Meskipun dalam segi tugas, saya merasa tidak sebanyak semester pertama, tetapi karena faktor pola tidur ini dapat membuat semuanya terasa sangat berat.

Saya merasakan bahwa di semester ini, saya benar-benar kurang dalam hal menangkap ilmu dari dosen, itu karena sebab saya yang kurang fokus mengikuti perkuliahan. Saya menyadari bahwa sekarang sudah jarang aktif lagi di kelas, dan susah konsentrasi, berbeda sekali dengan saya saat di semester pertama.

Masalah atau keluhan yang kedua yang saya rasakan adalah tentang sistem perkuliahan yang dilakukan secara daring. Saya mengerti bahwa sistem daring ditujukan untuk mengantisipasi menularnya penyebaran covid19 apalagi saat itu hangat-hangatnya berita tentang keluarnya virus varian baru. Tetapi tetap tidak bisa dipungkiri perkuliahan daring itu tidak seefektif perkuliahan di dalam kelas/luring, perbedaannya ada dalam suasananya. Di kelas kita bisa berinteraksi langsung dengan dosen, dan karena tempat belajarnya di kelas jadi kita bisa fokus dan maksimal mengikuti perkuliahan. Berbeda dengan saat luring yang terdapat banyak sekali kendala seperti jaringan yang tiap orang berbeda-beda, suasana perkuliahan yang jauh berbeda ketika sedang di kelas. Rata-rata mahasiswa akan melakukan perkuliahan di dalam kamar dan apabila kondisi badan tidak siap/fit, maka sampai perkuliahan berakhir mahasiswa akan kesulitan untuk fokus dan memperhatikan dosen.

Masalah terakhir yang saya rasakan adalah tentang pengalaman saya belajar bersama dosen itu sendiri. Kita semua tahu setiap dosen memiliki karakter yang berbeda, ada yang enak dan juga tidak enak, lebih-lebih kita harus menjaga attitude kita karena memang seperti itu cara mainnya. Tak jarang saya mendapat perilaku tidak enak dari dosen saya sendiri yang bahkan saya tidak tahu kesalahan saya dimana. Jika saya boleh berkritik, ada satu dosen saya yang mana orangnya itu sudah cukup renta dan cara mengajarnya sama sekali tidak menyenangkan, dosen sangat tidak interaktif, dan saya bisa berani bilang dosen tersebut kurang disiplin dalam hal masuk perkuliahan terlepas saya tidak tahu apa yang menyebabkan dosen saya ini tidak bisa tepat waktu. Pernah sekali saya ketika perkuliahan dimulai ingin join tetapi tak kunjung diterima masuk, saya saat itu berusaha masuk berulang kali tetapi tidak ada respon dari beliau hingga akhir perkuliahan saat absensi akhirnya beliau mengizinkan saya masuk. Beliau mengkritik saya yang tidak disiplin masuk kuliah. Saya yang mendengarnya hanya diam, sabar, sambil menahan geram karena kesalahan yang tidak saya perbuat.

Ada juga seorang dosen yang selalu memberi kita modul berbahasa inggis pada matkul yang terbilang pembahasannya cukup berat. Beliau meminta kami untuk membuat mind mapping tiap minggunya dari modul yang isinya tidak bisa dibilang sedikit. Saya tahu dosen saya ini ingin melatih literasi kami sekaligus mengasah skill bahasa inggris kami, mungkin memang dari saya sendiri yang kurang mau mencoba.

Di samping tidak enaknya perkuliahan saya, ada juga matkul dimana pembelajarannya sangat santai karena dosennya tidak menekankan kami untuk mengadakan meeting, tetapi kami cukup menuliskan artikel tiap minggunya dengan ketentuan yang beliau tetapkan. Kalau boleh saya katakan, matkul ini dosennya santuy tapi tugasnya tidak santuy hehe..

Mungkin itu saja hal-hal yang bisa saya bagikan disini menganai pengalaman perkuliahan saya di semester dua. Ada beberapa pelajaran yang bisa saya ambil dari sini yaitu jangan sekali-kali menjadikan liburan sebagai alasan untuk begadang setiap hari karena itu dampaknya akan sanagat berasa ketika perkuliahan sudah masuk. Yang kedua adalah jangan malas untuk mencoba hal-hal yang belum kita kuasai apalagi saat hal itu manjadi tugas yang dibebankan peda kita. Dan yang terakhir adalah jangan menumpuk tugas selagi kita memiliki waktu luang. Bermainlah/bersenang-senanglah saat tanggung jawab kita sudah selesai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline