Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Nur Luqman

Warga Blora

Nasib Sarjana Cumlaude yang Masih Pengangguran

Diperbarui: 28 Januari 2023   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Ahmad Nur Luqman

Siapa sih yang tidak mau jadi pengangguran, apalagi buat kaum sarjana cumlaude, dimana sebelumnya orang tua dah pamer kemana-kemana kalau anaknya lulus dengan predikat cumlaude, eh malahan sekarang hanya sekedar menjadi seorang pengangguran.


Memang benar, banyak sekali informasi terkait lowongan kerja yang buka, tetapi tidak semua itu cocok dan bisa menerima kita dengan mudah. Ini bukan bermaksud sok pilih-pilih pekerjaan lo ya. Tetapi, ini adalah fakta bahwa sarjana muda itu sulit untuk mencari pekerjaan dan serba salah, terlebih juga anak laki-laki terakhir yang hidupnya di pedesaan.


Mau melamar kerja di luar kota malah tidak dibolehin karena anak terakhir harus stay di daerahnya sendiri dan tinggal sama orangtua, mau ikut bantu tani tidak dibolehin karena nantinya pasti dirasani oleh para tetangga, "lha mosok sarjana penggawehane macul", "ternyata sarjana cumlaude itu kerjanya ngarit ya" dan masih banyak lagi kata-kata yang nyelekit.


Mau mencari kerja di daerah sendiri masih sulit, ada pun paling mentok cuman sebagai waiters atau penjaga warung, lagi-lagi kalau diambil pasti ujung-ujungnya ada suara-suara panas dari tetangga ataupun saudara, kalau saya sendiri sih sebenarnya masa bodoh, tetapi kasihan sama Bapak dan Ibu kalau dirasani tetangga dan saudara.


Aktivitas harian ya paling mentok cuman scroll social media mencari info-info lowongan kerja di daerah sendiri, pagi setelah bangun, sholat subuh, baca surat Waqiah, scroll tiktok, sarapan, scroll Instagarm untuk mencari info lowongan kerja di daerah sendiri, siangnya makan siang, Luhuran, tidur siang, habis itu scroll Instagram dan Tiktok lagi sampai sore, terus Asaran scroll social media lagi, malamnya setelah sholat nonton youtube. Udah gitu aktivitasnya.


Kemudian besoknya  lagi, pagi setelah bangun sholat subuh, baca surat Waqiah, scroll tiktok, sarapan, scroll Instagarm untuk mencari info lowongan kerja di daerah sendiri, siangnya makan siang, Luhuran, tidur siang, habis itu scroll Instagram dan Tiktok lagi sampai sore, terus Asaran scroll social media lagi, malamnya setelah sholat nonton youtube dan seterusya sampai bosen.


Tidak ada aktivitas lain yang beda, ya paling mentok cuman disuruh nganter ibu buat belanja ke pasar atau disuruh nganterin ibu buat buoh atau kondangan, selain itu, tetap sama aktivitas hariannya.


Padahal sebelumnya ketika masih menjadi seorang mahasiswa, sibuknya minta ampun, dari pagi siang sore sampai malam full aktivitas yang produktif, eh pas lulus malah hanya bisa meneratapi nasib yang ada.


Apa mungkin memang ini adalah masa untuk bersantai yang diberikan oleh Tuhan ya, karena sebelumnya sangat sibuk disetiap waktu, kemudian setelah itu juga akan dikembalikan menjadi orang sibuk lagi, tapi kok masa untuk bersantai sampai satu tahun lebih ya. Tetapi walaupun gimana-gimana, tetap ku Amini saja, semoga kelak ada masanya dimana saya bisa kembali menjadi orang yang produktif lagi dan bisa membanggakan kedua orang tua.


Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline