Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Nurhalim Haddise

Praktisi Kehidupan Berkeluarga

Pilkada: Obat Penawar di Tengah Pandemi

Diperbarui: 10 September 2020   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

olahan pribadi

Sebuah keberuntungan bagi kita, bahwa di antara kesempitan yang ditimbulkan oleh pandemi ini, datang sebuah momentum yang bisa menjadi penawar hati. Momentum pilkada serentak. Momentum yang sudah memasuki putaran awal ini sangat bisa menjadi oase untuk kebosanan kita.

Dari segi hiburan, pilkada selalu menjadi awal lahirnya kisah-kisah fiksi legendaris. Kebanyakan kisah tersebut dimulai dengan frasa 'jika saya terpilih nanti' dan dilanjutkan dengan cerita indah yang tak mungkin terjadi di dunia nyata. Ini adalah hiburan yang sangat dinanti-nanti karena hanya bisa didapatkan di musim-musim kampanye saja.

Seandainya acara dangdutan untuk kampanye akbar masih bisa diadakan, tentu akan lebih seru dan menghibur.

Tapi ada satu hal lagi yang luar biasa terkait momen pilkada ini. Hal ini baru saya sadari kemarin ketika menyaksikan proses awal pilkada yaitu tahapan pendaftaran calon kepala daerah.

Ternyata momentum pilkada lebih ampuh daripada jenis pil lainnya untuk menghadapi virus corona. Tak perlu lagi menunggu vaksin yang belum jelas hasilnya. Kegembiraan dan antusias dari masyarakat yang didapatkan pada momen pilkada ini, tampaknya sudah cukup untuk menjadi penguat sistem imun mereka. Atau bisa jadi ada faktor lainnya yang belum bisa dijelaskan.

Yang jelas, telah ditemukan kesepakatan bahwa virus corona tidak akan bisa menyebar pada momen-momen khusus pilkada. Buktinya pada proses pendaftaran kemarin, para calon dan pendukungnya tanpa khawatir melakukan konvoi dan pengerahan massa besar-besaran.

Menurut Bawaslu, setidaknya ada 243 pasangan calon yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Tapi saya yakin ini bukan karena mereka tidak peduli dan tidak mau tahu.

Tidak, itu sangat mustahil.

Mereka itu kan calon pemimpin. Mereka orang-orang pintar yang tahu pentingnya mematuhi aturan. Apalagi aturan protokol kesehatan yang sudah jelas resikonya jika dilanggar.

Ini berarti kemungkinannya hanya ada satu. Mereka memang meyakini bahwa untuk momen khusus ini, virus korona secara misterius akan kehilangan daya tularnya. Dan karenanya, khusus untuk waktu ini protokol kesehatan tidak diperlukan. Apa sih yang tidak bisa dilawan dengan keyakinan dan tekad?

Nah, yang kemarin ketinggalan fase pendaftaran calon kepala daerah, sungguh sangat disayangkan. Jarang-jarang ada momen yang mengumpulkan begitu banyak orang dengan imunitas tingkat tinggi seperti itu. Tampaknya ini bagian dari misi bersama para calon tersebut untuk membentuk yang namanya herd immunity. Bisa jadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline