Lihat ke Halaman Asli

Resensi Novel Dunia Sophie

Diperbarui: 12 Maret 2020   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

saveig.org

Seorang perwira bernama Albert Knag sedang menjalankan tugas di Lebanon dan harus beripisah beberapa selang waktu dengan putrinya. 

Dia ingin memberikan kado ulang tahun, yaitu sebuah cerita yang disusun di dalam map. Cerita itu menjadi sebuah pembelajaran yang diberikan Albert Knag kepada putrinya yang bernama bernama Hilde dan Sophie.

Skenario yang dibuat Albert Kang melibatkan Sophie dan Alberto. Sophie dan Alberto sedang dikendalikan oleh Albert Knag. Sophie dan Alberto seolah sedang terperangkap dalam dimensi ruang dan waktu yang diciptakan Albert Knag. 

Sophie dan Albeto seperti sedang berada di sebuah dunia yang diciptakan Albert Knag yang bisa jadi sebab kenapa novel ini berjudul Dunia Sophie.

Selama berada dalam "Dunia Sophie", Sophie diberikan pembelajaran filsafat melalui surat dan  fenomena-fenomena yang tampak di dunianya oleh Albert Kang dan Alberto.

Pada akhirnya Sophie menemukan siapa orang yang sudah membuatnya berada di "Dunia Sophie" dan memberikannya pembelajaran filsafat.

Pertanyaannya adalah Kenapa harus Sophie yang terperangkan dalam dunia yang diciptakan Albert Knag ? Seistimewa apakah Sophie itu ? Jabawannya sama dengan jawaban dari "kenapa seseorang dapat dipanggil filosof ?".

Novel ini juga menceritakan sejarah pemkiran dunia mulai dari Zaman Yunani Kuno hingga zaman sekarang. Filsafat yang dikenal dengan kerumitan dan abstrak berhasil dibikin sederhana dan menyenangkan oleh Jostein Gaarder. Bahkan menurut saya, penjelasannya dapat dipahami oleh anak berusia di bawah 15 tahun.

Melalui Dunia Sophie, Jostein Gaarder yang notabennya juga merupakan seorang guru filsafat  mengajarkan kita untuk lebih menggunakan fungsi akal. Mengajarkan kita akan pentingnya sifat ingin tahu yang merupakan jalan untuk sampai pada kebenaran. Mengajarkan bahwa untuk menjadi bijak memerlukan intelektualitas.

Juga mengajarkan kita bagaimana cara memandang sebuah realitas. Terkadang ada realitas yang sulit diterima dengan akal dan cukup dipercaya dengan indra saja.

Dari novel ini, kita sadar bahwa filsafat bukan membahas sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya dengan dunia kita sehari-hari. Filsafat justru hadir dalam kehidupan kita mulai dari hal-hal kecil sampai ke yang besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline