Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Muzakki Jamain

Selalu Ada Kebaikan dalam Setiap Moment

Demokrat Bukan Parpol Hantu, Tanpa Program Jelas

Diperbarui: 21 Januari 2019   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dengan 14 Prioritas Demokrat menghadirkan program jelas untuk masyarakat. Rumusan ini berasal dari pertemuan SBY selaku Ketua Umum dan DPP Partai Demokrat lebih dari 200 Kota dan Kabupaten.

Diantaranya adalah "Ciptakan lebih banyak lapangan kerja, termasuk untuk Milenial & Perempuan, serta batasi tenaga kerja Asing.

Hal ini menjadi Partai Demokrat bukan Parpol yang dihuni oleh Politisi hantu. Mengandalkan serangan fajar dengan uang, tanpa mengenal program Parpol yang diperjuangkan di DPR RI oleh politisi.

Program ini berasal dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berangkat dari pemikiran "Yang baik dilanjutkan, yang kurang baik, diperbaiki".

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syafuan Rozi Soebhan menghimbau masyarakat tidak memilih seperti membeli kucing dalam karung saat pemungutan suara 17 April 2019 untuk pemilihan legislatif.

Politisi dan Parpol yang tidak memiliki program jelas untuk jangka panjang, dan mengandalkan serangan fajar, menghibur dengan hiburan, adalah tipikal politisi hantu.

Lebih lanjut Syafuan Rozi Soebhan menyatakan para caleg dari parpol untuk mengetahui persoalan di tengah masyarakat, para caleg seharusnya menyambangi daerah pemilihan secara langsung. Bukan dengan mengandalkan serangan fajar. Termasuk kegiatan yang hanya menghadirkan hiburan semata.

Masyarakat pemilih diminta dapat memilih para caleg yang memiliki program jangka panjang dan perbaikan di daerah pemilihan dan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini terlacak dari komitmen Partai dengan keberanian mempublish dan mensosioalisasikan program Partai di Parlemen DPR RI.

Inilah pemilih yang cerdas dalam pesta demokrasi. Masyarakat pemilih khususnya generasi milenial tidak serta merta menerima uang dari para caleg yang nantinya membiarkan dapilnya terbengkalai, apalagi seluruh lapisan masyarakat.

Kejadian masyarakat meletakkan pohon pisang di jalan yang tidak diperbaiki. Kemudian menyampaikan ke temannya yang terima uang, dia (caleg) menang, tapi tidak mengurus jalan, karena merasa sudah bayar di depan. Inilah contoh politisi hantu dengan Parpol tanpa program yang jelas untuk masyarakat, yang diungkap oleh Syafuan.

Dan masanya untuk tidak menerima uang dari caleg yang diberikan oleh tim pendukung caleg yang tidak menghadirkan program jelas. Hanya membangikan uang Rp. 55,-/perhari untuk masa 5 tahun 2019-2024 mendatang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline