Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Mursyidi

Entrepreneur, Khodimul Al Qur'an Metode Tilawati

Nostalgia Guru Al Quran

Diperbarui: 10 Oktober 2023   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejarah Perkembangan Pembelajaran Al-Quran di Indonesia.

   Di tahun sebelum era 70an sistem pembelajaran Al-Qur'an masih mengikuti sistem lama, dimana pembelajarannya masih diadakan di masjid, surau atau langgar.

   Anak-anak duduk bersila dihadapan guru tanpa bangku dengan sistem individu maju satu persatu, setelah membaca doa pembuka bersama-sama, dimana biasanya materi doa pembukaannya adalah surat al-Fatihah dan bacaan shalat, guru terkadang masih main pukul jika ada anak yang salah membaca, padahal harusnya guru menunjukkan kesalahannya dan membetulkannya.

   Pelajaran mula-mula mengenal huruf Hijaiyah dengan panduan kitab Baghdadiyah atau biasa disebut Alifan/Turutan.

   Setelah lancar, kemudian melanjutkan membaca surat-surat pendek dari _An-Naas sampai Adh-Dhuha_, barulah anak mulai dari surat _Al-Baqarah_ sampai hatam.

   Lama pembelajaran tidak ditentukan, bisa 3, 4 sampai 5 tahun bahkan bisa lebih, tergantung kecerdasan dan kerajinan anak dalam belajar. Bahkan ada yang bertahun-tahun tidak hatam-hatam sampai keluar.

   Mengetahui keadaan itu, pada awal tahun 70an para ulama praktisi pengajaran al-Quran berusaha membuat metode baru yang lebih mudah dipahami anak serta tidak membutuhkan waktu lama.

   Maka lahirlah beberapa metode pembelajaran al-Quran seperti Qira'ati disusul Iqra' dan An Nahdhiyah kemudian Tilawati, Yanbu'a, Al-Barqi, Ummi, Al-Insyiroh, At-Tartil, Tartila, Jet Tempur, Falahiyah dan Wafa Dll.

   Dan pada tempat tertentu, pembelajaran terkadang diselingi juga dengan materi-materi lain seperti Aqidah, Fiqih, Tajwid dan Akhlak yang biasanya menggunakan kitab-kitab dasar seperti Mabadiul Fiqiyah, Sulam Safinah,  Akhlaqul Bani dan Aqidatul Awam.

   Berkat metode-metode pembelajaran di atas, pengajaran al-Quran jadi lebih efektif dan efesien, sehingga dalam waktu singkat anak sudah bisa membaca Al-Quran.

   Namun, apapun metodenya semua tergantung guru dalam sistem pengajarannya,maka sebagai guru Al-Quran kita sepatutnya terus belajar dan mengasah diri sebagai bekal dalam membimbing anak didik, sehingga mereka benar-benar bisa membaca al-quran dengan baik dan benar serta lancar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline