Lihat ke Halaman Asli

Air di Jakarta, Sumber Daya Alam yang Hilang

Diperbarui: 4 Januari 2018   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Tribunnews.com

Air dikatakan sebagai sumber daya, jika keberadaanya dapat menjadi pendukung bagi kebutuhan warga DKI Jakarta. Air yang lebih banyak dimanfaatkan warga DKI Jakarta adalah air tanah. 

Lebih dari 60% Warga DKI Jakarta memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sisanya sekitar 40% dipenuhi dengan memanfaatkan air permukaan. 

Pemanfaatan air dari sumber air tanah bukan tanpa risiko. Air tanah di Jakarta tidak semuanya dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan, terutama air tanah dangkal. Sehingga air tanah yang lebih banyak dimanfaatkan adalah air tanah dalam. Air tanah dalam dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air di gedung-gedung perkantoran, juga perumahan-perumahan warga. 

Permasalahannya, apakah air di Jakarta layak dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan warga? Bagaimana kondisi pemanfaatan air yang aktual yang dimanfaatkan warga Jakarta? Bagaimana pola pemanfaatan air yang ideal bagi warga Jakarta?

Air sebagai sumber daya alam, tidak lagi menjadi barang gratis yang tersedia melimpah tanpa batas dan dapat diakses dengan mudah kapan saja dan di mana saja. Kondisinya sejak tahun 2000-an, untuk mendapatkan air, tidak saja butuh biaya besar, akan tetapi juga kelangkaan untuk mendapatkan sumber-sumbernya juga sudah terjadi. 

Air di perkotaan khususnya Jakarta bahkan menghadapi masalah yang lebih serius. Sumber air baik air permukaan maupun air tanah menghadapi banyak masalah. Sumber air baku dari air permukaan sering didapati dalam kondisi tidak layak, sedangkan sumber air tanah dalam kondisi tercemar atau terpengaruh intrusi air laut. Kondisi ini semakin parah dengan pandangan masyarakat pada umumnya bahwa air barang gratis. 

Secara temporal, keberadaan air juga tidak sama. Saat musim kemarau banyak daerah mengalami kekeringan, akibatnya pasokan air menurun dan terjadi krisis air di banyak daerah. Sedangkan pada musim penghujan, air tersedia melimpah dari sumber air hujan, namun  tidak dapat dioptimalkan menjadi cadangan sumber daya, yang dapat dimanfaatkan pada saat kekurangan. 

Jadi secara temporal, keberadaan air masih mengandung permasalahan yang hendaknya diselesaikan dengan pola manajemen sumber daya air yang optimal. 

Secara kepemilikan, air juga tidak lagi menjadi barang publik yang tanggung jawabnya secara kolektif. Akan tetapi, air mulai masuk dalam ranah privatisasi. Tidak sedikit sumber air yang mulai dikuasi korporasi atau kelompok masyarakat tertentu. Padahal, secara konstitusi air menjadi barang yang dikuasai Negara dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kemakmuran warga Negara.

Kondisi Aktual Air di Jakarta

Kondisi aktual air di Jakarta tergambar dari air permukaan dan air tanah. Kondisi air permukaan meliputi air perpipaan, air dalam danau dan situ, dan air kemasan dari daerah luar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline