Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Munawir

Pengajar dan Aktivis

Musim Penghujan Gagalkan Panen Durian

Diperbarui: 5 Desember 2023   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Musim penghujan gagalkan panen durian

      Para petani mengeluhkan kehawatiran mereka kembang atau bunga durian tidak jadi sampai panen alias gagal panen jika curah hujan terus menerus mengguyur pohon durian. Kejadian dalam kehawatiran petani ini terjadi di wilayah Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus pasalnya kehawatiran ini mencul dikarenakan datangnya musim hujan. Sebab para petani tersebut telah meramalkan bahwa pohon durian muncul kembang durian di masa musim panas alias kemarau tentu saja menjadi suatu kegembiraan bagi mereka karena akan menikamati durian dan juga mendatangkan sumber cuan sehingga meningkatakan ekonomi masyarakat cukuh balak. Ramalan tersebut akan panen di bulan febuari 2024 mendatang.

        Jika curah hujan dalam beberapa pekan terus menerus mengguyur maka akan merontokkan bunga durian dikarenaka berjatuhan. Akibat berjatuhnya bunga durian tersebut dikarenakan terkena hantaman butiran air hujan, selain itu juga terkena cuaca dingin dan basah sehingga bunga durian tersebut tidak ada kekuatan untuk bertahan di ranting-ranting pohon durian.

       Selain itu jika musim hujan bersamaan dengan angin kencang yang terus menuerus melanda di wilayah tersebut, maka kandaslah harapan para petani alias gagal musim duren.

       Harapan para petani dengan kondisi musim penghujan mereka berharap agar turunnya hujan berselang-seling atau tidak tiap waktu turunnya hujan supaya pemerosenan kembang bunga durian tersebut menjadi tubuh besar hingga panen.

      Kuat adanya harapan para petani tersebut dikarenakan supaya mereka mendapatkan penghasilan dari hasil bumi yang akan mendatangkan cuan untuk persiapan modal menghadapi bulan ramdhan (puasa) yang mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline