Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Mujiyarto

sedang belajar

Tulisan Berkualitas, Adalah Tulisan yang Berjibun Komentarnya

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13416432261646472638

Hari ini, saya sedang rehat sejenak, jadwal masuk kerja masih jam 7 malam nanti, biasanya hari sabtu adalah hari yang cukup menyenangkan bagi kebanyakan orang, karena rata-rata pada libur. Bagaimana sudah punya agenda untuk weekend kali ini..?

****

[caption id="attachment_186598" align="aligncenter" width="552" caption="yuk nulis sebisanya (e-dukasi.net)"][/caption]

Saya tidak akan membahas tentang agenda weekend apa saja yang bisa dicoba. Tapi, saya sejenak akan menyoroti masalah tulisan para kompasianer, yang banyak saya jumpai. Yang memberikan sebuah asumsi licik dalam pikiran saya, kalau tulisan yang banyak respon atau komentarnya dari orang lain adalah tulisan yang berkualitas,  itulah pikiran konyol saya, yang tentu akan direspon oleh teman kompasianer sebagai prespektif yang ngawur.

Tapi, inilah jalan pikiran seorang buruh pabrik (saya pribadi), buktinya adalah mengapa teman kompasianer begitu banyak yang mengerubuti sebuah tulisan, dan nangkring di banyak etalase kehormatan di arena kompaisana. Jika bukan karena mutu tulisannya adalah menarik, dan merangsang seseorang untuk memberikan respon atau sekedar meninggalkan jejak.

Merasa iri  pada sosok dibalik tulisan berkualitas itu..? ya tentunya siapa yang tidak ingin tulisannya bisa dibaca oleh banyak orang dan diapresiasekan dengan antusias oleh orang lain. Namun, untuk mencapai tingkat tulisan berkualitas itu, tentu tidak semudah mengetikkan huruf demi huruf di dashboard ini. Ada ragam cara yang harus ditempuh oleh seorang penulis guna mendongkrak tulisannya agar mengundang orang lain untuk membaca dan meninggalkan jejaknya.

Teori kepenulisan, sudah berhamburan disana sini, bahkan di arena kompaisana ini ada sebuah microsite khusus yang membahas tentang tips dan teori kepenulisan dan mengelola blog. Bagi yang sudah mahir menulis, hanya tinggal mencari tema yang "ngetrend" dipasaran. Lalu memadukannya dengan bahasa penulis yang mempunyai ciri khas tersendiri, ada yang jadi kritikus, politikus, novelis, puisiwan, wartawan, dan wan-wan yang lain.

Bisa jadi ada strategi baru yang dicoba oleh teman kompasianer, adalah dengan menginbox para teman, dan mengirimkan linknya  agar orang lain bisa membacanya. Ini menarik sekali, ini adalah strategi marketing yang jitu untuk menstimulus orang lain agar mampir ditulisan kita. Meskipun, -maaf- terlihat seolah sedang mengiba, agar merasa dilihat. Tapi ini patut untuk dihargai, apapun hasil jerih payah seseorang harus diapresiasikan dengan baik. Menghargai Orang lain adalah bentuk dari menghargai diri sendiri.

Oya ada satu lagi tips, tapi ini yang tak pernah saya coba, yakni seringlah berkomentar di akun dan lapak teman kompasianer yg lain. Hal ini akan secara simultan mendongkrak ratting keterbacaan atau komentar dari tulisan kita. Meskipun, terkadang dalam memberikan komentar adalah berlaku prinsip " Simbiosis Mutualisme" , sebab akibat, "karrena anda telah berkomentar di lapak saya, saya akan berkomentar jg dilapak anda". Sebaliknya, "jika anda saja tidak pernah berkomentar dilapak saya, jangan harap saya akan berkomentar dilapak anda". Atas dasar pikiran ngawur itulah saya tidak mencoba tips yg satu ini.

Maaf tulisan ini hanya tulisan ngawur saja, maaf jika ada yg tersinggung...tapi jelas bukan itu yang saya harapkan.

Salam perdamaian di siang hari yg terik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline