Lihat ke Halaman Asli

Bagi Mereka Tahun Baru Adalah Pesta dan Foya-foya

Diperbarui: 28 Desember 2016   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waspada Online

Semakin derasnya semangat dan geliat hedonisme semakin terasa dalam menyambut tahun baru masehi yang tidak lama lagi. Orang-orang berkumpul membicarakan akan kemana mereka pada malam tahun baru nanti. Bagi penduduk ibukota, pastinya venuemenarik seperti Monas dan Bundaran HI menjadi destinasi prioritas. Berkumpul, meniupkan terompet, meledakkan petasan jadi main course demi meng-klimaks-an semarak ‘Malam Tahun Baru’. Sambil menonton sajian lagu-lagu yang dibawakan band-band terkenal dan mereka meneriakkan “Mana semangat tahun barunya?” dengan keras-keras yang membuat audiens semakin antusias menyambut ‘Pesta Tahun Baru’ itu.

Harus diakui, kemeriahan tersebut bukan dilakukan tanpa pengeluaran. Itu pun bukan dengan jumlah yang sedikit. Di pengguhujung tahun 2013 lalu, Pemprov DKI mengguyur dana pesta tak tanggung sampai Rp46 miliar sepanjang tahun. Itu baru tahun 2013, belum lagi ditambah tahun-tahun berikutnya yang tentu jika diakumulasikan dengan inflasi plus gengsi untuk meningkatkan kualitas pesta, pasti angka itu semakin melambung tak karuan.

Itu biasa saja, bro. Kita bersenang-senang jarang-jarang toh.

Nah, karena banyak yang bilang bahwa itu merupakan hal wajar. Maka wajar bila orang-orang (wong primbumi) menjadi semakin boros dalam hal pengeluaran, terutama demi menikmati ingar-bingar. Ya, jadi wajar juga kenapa kita tah ndak maju-maju jadi bangsa. Lha wong kita konsumerisme-nya tinggi tah.

Yang membuat semakin tak habis pikir adalah efek samping jangka panjang ke masyarakat. Bukankah kita masih butuh dana untuk memperbaiki pendidikan, mulai dari infrastruktur sampai superstrukturnya. Bukankah masih banyak WNI yang mati karena kelaparan, bukan karena haus pesta.

Barangkali sudut pandang ini terasa kolot.Tapi saya melihat kondisi bangsa ini dengan cara pandang realistis. Jelas suatu ke-mubazir-an.

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (Qs. Al Isro’: 26-27)

Wa’allahu alam bi’shawab




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline