Hai Pak... Bu...
Dua tahun sudah kita tidak bertatap jumpa...
Dua tahun sudah menyulam meja dan bangku dengan jaring laba-laba...
Dua tahun sudah papan tulis kokoh menjadi retak dan berdebu...
Dua tahun sudah buku-buku menjadi santapan keluarga besar rayap...
Tiada canda maupun tawa membaluri sudut ruang...
Tiada lagi nasehat yang bisa kami telan tanpa air...
Pohon disekitar sudut menghakimi dirinya sendiri...
Seraya berkata...
" Apa Salahku? Apakah ada yang luka karenaku? Apakah aku membuat semua tidak bisa bernafas? "
Bukan tentang siapa yang salah maupun benar...
Bukan juga tentang siapa yang berani ataupun takut...
Tragedi dan peristiwa bergilir mengabsen Negeri ini...
Menjadi pertanyaan besar dalam hidupku...
" SIAPA AKU saat ini ?? "
" MENGAPA SEMUA terjadi seperti ini ?? "
Aku beruntung...
Masih ada yang menjadi peredam kebingungan ini pada semesta...
Hai Ramadhan...
Tiada kata yang pantas kuucapkan selain kata terima kasihku padamu...
Terima kasih telah mempertemukan kembali dengan tempatku menuntut ilmu...
Terima kasih telah memberikan banyak kebaikan yang sudah lama hilang...
Dan yang terpenting...
Terima kasih telah mengajarkan kami arti rindu yang sebenarnya...
Hanya satu harapanku...
Aku berharap...
Sangat berharap...
Tidak ada lagi air mata...
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H