Lihat ke Halaman Asli

Kenapa FPI (Harus) Dibubarkan?

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1415712952921578425

Ilustrasi: wikipedia.com

Akhir-akhir yang lalu ada suatu wacana dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo bahwa ormas islam garis keras Front Pembela Islam atau yang lebih dikenal FPI akan segera dibubarkan. Hal ini menimbulkan kontroversi diberbagai kalangan. Memang,wacana pembubaran FPI sudah ada beberapa tahun lalu,tapi itu hanya sebuah wacana. Tapi,setelah peristiwa anarkis yang dilakukan FPI di depan DPRD Jakarta, membuat wacana pembubaran FPI bukanlah main-main.Kita sudah pasti tahu FPI dalam berbagai aksi selalu bersikap anarkis demi memuluskan tujuannya.Dalam setiap aksinya,FPI juga membawa sentimen rasial dan agama seperti mempropaganda bahwa Wakil Gubernur Jakarta : Basuki Tjahya Purnama alias Ahok adalah musuh Islam yang harus dilawan dan dibasmi hanya karna latar belakang sosial dan agama Ahok tidak seperti mereka. Propaganda seperti itu  jelas sekali terasa pada saat FPI melakukan protes atas penolakan terhadap Ahok sebagai gubernur yang akan menggantikan Jokowidodo.

FPI adalah salah satu ormas  fundamentalis. Fundamentalis adalah suatu paham yang menginginkan pemurniaan agama secara utuh.Paham seperti ini menginginkan suatu negara tunduk dan taat pada ideologi mereka,seperti ISIS di Irak.Sementara,sikap FPI yang 'terkenal' anarkis dan main hukum sendiri sangat merusak citra islam.Tindakan segelintir kelompok,berakibat pada semua orang-orang islam.Bahkan,sekarang ini islam dipandang sebagai agama yang keras,anarkis dan tidak mengedepankan rasionalitas. Stereotip-stereotip ini jelas merugikan para pemeluk agama islam.

Beberapa aksi FPI yang sudah banyak menimbulkan kerugian, bisa merusak disintegrasi bangsa kita,bila pemerintah tidak secepatnya membubarkannya.Sentimen agama dan rasial yang dibawa FPI bukan tidak mungkin membuat rakyat indonesia terprovokasi yang akhirnya menimbulkan konflik horizontal. Negara kita yang bersistem Demokrasi Pancasila memang tidak cocok untuk para fundamentalis yang menginginkan kesamaan agama,ideologi dan sistem.Negara Indonesia adalah negara pluralitas dan majemuk.Meskipun hampir rata-rata rakyat Indonesia beragama islam,namun bukan berarti bahwa sistem Indonesia adalah sistem islam seperti di Brunei Darrusalam. Seharusnya FPI bisa mengerti akan hal ini.Anarkisme bukanlah simbol demokrasi.Tapi,saya rasa  FPI belum bisa mengerti apa itu  demokrasi serta keaneragaman budaya,sosial ataupun agama,karena hanya orang-orang yang bisa berpikir secara jernih dan rasional yang bisa mengerti akan hal itu. Bukan orang-orang yang bertindak secara emosional seperti suku bar-bar !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline