Lihat ke Halaman Asli

'Stop' Impor Babu Jika Tak Ingin Dilecehkan

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andai seorang Soekarno masih hidup,ia akan menutup mukanya takkala menyaksikan negara yang pernah diganyangnya, sekarang menjadi penerima impor babu terbesar dari Indonesia (2013).
Negara yang dahulu dibencinya itu,kini diatas angin. Pelecehan-pelecehan seperti pembajakan budaya,mengeser garis perbatasan negara,ilegal fishing sampai yang terbaru pelecehan iklan terhadap TKI kita, menjadi bukti bagaimana wibawa Indonesia dimata negara tetangga sudah runtuh.
Menanggapi polemik pelecehan iklan tersebut, BNP2TKI  mengatakan Malaysia telah melakukan human trafficking dan harus meminta maaf kepada pihak Indonesia."Jika tidak,Indonesia semestinya mengambil tindakan tegas",tegas Nusron Wahid, Kepala BNP2TKI. (Tribun News)
Menurut saya pernyataan Nusron wahid hanya sebatas pernyataan emosional saja. Ia melupakan fakta-fakta yang ada bahwa Indonesia memiliki ketergantungan yang besar terhadap Malaysia. Dalam hal ini masalah eksport babu. Melalui semboyan "Pahlawan Devisa" pemerintah tidak pernah melakukan upaya penyetopan eksport babu tahun demi tahun. 4 juta TKI tercatat pada tahun 2012 yang tersebar diberbagai negara-negara ASEAN dan  non-ASEAN dengan jumlah terbanyak berada di Negeri Jiran,Malaysia.
Dengan demikian Indonesia tidak mempunyai pengaruh besar terhadap Malaysia. Dan juga perkataan Nusron Wahid yang menyebut iklan tersebut termasuk ke dalam human trafficking,bukan kah kebijakan Pemerintah kita mengekspor TKI juga termasuk human trafficking? Lebih tepatnya human trafficking legal dan terlegitimasi oleh negara.
Solusi terbaik jika kita ingin Malaysia berhenti melecehkan bangsa ini ialah stop ekspor babu. Lalu pemerintah mulai mengupayakan suatu konsep-konsep  pembaharuan agar para TKI mendapatkan tempat yang pas dinegeri kita khususnya kendala-kendala ekonomi yang menimpa TKI kita.
Akan tetapi pemerintah belum sampai kearah situ. Justru melalui semboyan "Pahlawan Devisa" mengisyaratkan bahwa pemerintah mendukung Indonesia sebagai peringkat pertama ekspor babu. Jangan marah jika ada orang asing berkata Indonesia adalah pusat jonggos sedunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline