Bulan maulud adalah bulan kelahiran nabi terakhir Muhammad dilahirkan. Yaitu bertepatan tanggal 12 rabiul awwal bertepatan dengan tahun gajah ( penyerangan pasukan gajah yang dipimpin raja Abrahah merobohkan ka'bah).
Dalam kalender solar bertepatan pada tahun 22 April 571 M. Tulisan ini saya rasa penting untuk diutarakan supaya ada sinergitas antara sesama umat muslim di Indonesia, yang selama ini pemerintah masih fokus dalam pemberantasan radikalisme yang terlahir dari embrio mudah mengkafirkan yang tidak sependapat.
Mencintai Nabi Merupakan Kewajiban Bagi Seorang Muslim
"Katakanlah (Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." (Qs. Yunus ayat 58).
Bergembira atas lahirnya rasulullah muhammad merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim. Berkat lahirnya rasul semua yang ada di belahan bumi ini menjadi penuh rahmat allah, penuh dengan kenikmatan.
Dipaparkan dalam sesuatu riwayat, bahwasanya tatkala Abu Lahab menerima berita tentang kelahiran rasulullah Muhammad, anaknya Abdullah bin Abdul Muthalib ( Kakaknya Abu Lahab) dia sangat gembira. Bentuk kegembiraannya itu ia ekspresikan dengan memerdekakan Tsuwaibah (budak Abu Lahab yang membagikan berita atas kelahiran keponakannya tersebut) serta Dia juga menyembelih 100 ekor unta buat jamuan makan di sekitaran Masjidil Haram sebagai wujud rasa syukur atas kelahiran keponakannya.
Berkat kegembiraan seperti itu Abu Lahab memperoleh keringanan azab dari Allah Swt.
berawal dari kisah-kisah dan juga dari kesimpulan dari beberapa hadits Para ulama ahulusunnah memberikan anjuran kepada umat muslim untuk merayakan dengan suka cita bulan kelahiran nabi ini. Salah satu diantaranya adalah sayyid alwi al maliki. Beliau memberikan pernyataan terkait dengan perayaan maulid nabi "Tidak layak bagi seorang (muslim) yang berakal bertanya: "mengapa kalian memperingati maulid?" karena seolah-olah dia bertanya: mengapa kalian bergembira dengan lahirnya rasulullah"
Anggapan Merayakan Maulid Adalah Pengkultusan Nabi
Menurut pendapat Prof. Mahfud MD. Salah satu faktor terjadi adanya kaum ekstrimis radikalis adalah munculnya golongan yang takfiri, suka dan hobi mengkafirkan yang tidak sependapat. Berawal dari situ upaya untuk memunculkan tenggang rasa antar sesama pemeluk madzhab dirasa sangat penting. Sehingga tidak mudah untuk menyalahkan orang dan mengkafirkannya.
Banyak sekte yang menganut paham bahwa memperingati kelahiran nabi merupakan hal yang berlebihan yang dilakukan oleh umat muslim. Mereka mengatakan dengan merayakan maulid nabi berarti mereka memperlakukan layaknya kaum nasrani kepada Nabi Isa.
Dengan merayakan maulid mereka mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah hal yang berlebihan. Mereka mengatakan "Rasulullah adalah manusia biasa dan bukan seorang Tuhan". Anggapan itu dikarenakan pada saat prosesi maulid sekelompok orang akan melakukan pujian kepada rasulullah tentang tingginya akhlak, lembutnya tuturkata, kebaikan kepada tetangga dan sesama manusia. Mereka menggunakan dalil ini sebagai acuan dilarangnya (bid'ah dan musyrik) menyanjung nabi dengan pujian-pujian.
( )