Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | Jerigen

Diperbarui: 24 Januari 2018   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam kemarin, bersama rintik hujan yang enggan berhenti sejak siang, ku langkahkan kaki ini dengan penuh semangat, sebab putri semata wayang ku akan tidur, sehingga saya secepatnya mencari warung untuk membelikan pempers agar saat tidur nanti tidak ngompol. bukannya ingin membelajari anak untuk tidak bisa lepas dari pampers, tapi hanya karena di musim hujan ini, jika ngompol, maka sprei nya saat dicuci, lama keringnya. 

tepat jam 09.00 malam, desa yang sudah tidak bernafaas lagi, ditengah malam yang sunyi, jalanan yang sepi, kulangkahkan kaki ini dengan memegang payung ditanganku, akhirnya kutemukan sebuah warung yang masih buka. warung yang pemiliknya adalah seorang teman pada masa kecil dulu, Eko namanya, dia memang secara istiqamah menutup warungnya jam 09.00 malam.

"beli pampersnya, ko..."

"Ukuran opo?"

"sing L.."

Eko pun kemudian mengambilkan pampers yang ada di gantungan tokonya, dan saat itu kualihkan tatapanku pada sebuah botol-botol bensin eceran yang kosong. sehingga kutanyakanlah apa yang kulihat itu.

"Ko... saiki sulit mencari bensin di POM?"

"Nggak sulit sebenarnya, tapi bagi pembeli yang memakai jerigen dari bahan plastik tidak diperbolehkan, pembeli harus memakai jerigen dari bahan seng, karena ada kejadian di daerah pasuruan, pembeli yang mengisi bensin dari jerigen plastik, saat pengisian bensin tersebut terjadilah kebakaran, karena ada yang bilang kalau di kandungan bensin tersebut ada sebuah zat yang  bila bergesekan saat pengisian bensin.

akan bisa menimbulkan api. karena saat pengisian bensin tersebut, saat bensin dimasukkan kedalam jerigen, yang terjadi adalah pusaran, yang jika pusarannya kuat, bisa mengakibatkan gesekan antar zat tersebut, yang bisa berakibat menimbulkan percikan api, berhubung plastik adalah benda yang mudah terbakar, maka sangat mudah terjadinya kebakaran." terang Eko...

"sampai segitunya, ya...." pikirku

"yo wes Ko.. suwun yo.... pampers e"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline