Oleh: Ahmad Khoiron
"Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dgn cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat & menyesatkan. Berkata Al Firabri Telah menceritakan kepada kami 'Abbas berkata, Telah menceritakan kepada kami Qutaibah Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Hisyam seperti ini juga."
(HR. Bukhori. No. 98)
***
Mbah Hasyim yang saya kenal saat itu adalah sosok yang sederhana dalam hal berpakaian, sosok kyai yang bersahaja dalam pandangan saya. Saya pernah satu majlis dengan beliau, saya juga melihat beliau dari kejauhan. Saat itu, di sekitar pesantren tempat saya mondok, yakni di PP MIFTAHUL HUDA, Gading Pesantren Malang, diadakan acara Agustusan yang bertempat di depan kelurahan gading, dan Mbah Hasyim saat itu diundang sebagai pembicara (penceramah).
Dalam ceramahnya beliau lebih banyak membicarakan masalah kebangsaan, dan mengajak para hadirin sebagai umat wasatan. Mendengar apa yang disampaikan oleh beliau, dalam benak saya menyimpulkan bahwa beliau adalah sosok yang sudah faham betul mengenai masalah-masalah "arti kehidupan".
Dan yang menarik, beliau diakhir acara diminta untuk berdo'a, dan Do'a yang dipanjatkan adalah doa yang sangat ku kenal, doa itu bernama HIZB NASHAR. Doa yang mempunyai kedudukan penting bagi kalangan pesantren.
"Mbah Hasyim ini, orang hebat!" Gumamku dalam hati saat itu.
***
Ya.. Allah, Ampunilah segala dosa-dosanya, curahkanlah Kasih-sayang MU kepada Beliau, jadikanlah kubur beliau menjadi Taman SurgaMU, dan masukkanlah beliau kedalam golongan yang wafat dalam keadaan Khusnul Khatimah. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H