Jangan merasa ini sebuah takdir yang diturunkan tuhan.
Bahkan ciptaannya yang tak berakal pun bisa memberi kasih secara ikhlas.
Belakangan ini aku butuh teman untuk bicara.
Secara sadar aku ajak daun mati untuk berbincang bahkan tertawa bersama.
Sampai detik ini.
Terkadang aku coba berbisik agar tak satu iblis pun tau.
Sebab mereka hanya bisa tertawa mendengar dengus nafas yang ku hela.
Dasar para pencela, selalu menaruh racun diujung lidah.
Tuhan !
Tuhan !
Tuhan !
Sekecil ini kah ujung rambut ?
Tuhan !
Sesakit ini rasanya di timpa daun?
Tuhaaaaaaaaaaaaaan!!!
Aku tak bermaksud lemah.
Aku juga tidak berdalih pada pintaku yang kau anggap suatu kesah.
Karena aku tau jalan satu-satunya menyeru namamu.
Meminta dan berharap pada manusia bagiku sudah cukup muak.
Sebab mereka juga sama kotornya dengan ku.
Tebo, 18-Maret-2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H