Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Jalil Afandi

Seorang guru

Penggunaan Media Diorama dalam Pembelajaran Tematik di Kelas Rendah Sekolah Dasar

Diperbarui: 3 Oktober 2021   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber https://ummualiyyah.wordpress.com/

Kurikulum 2013 telah disahkan oleh pemerintah lewat Menteri Pendidikan Nasional dan dijalankan sepenuhnya pada tahun pelajaran 2014/ 2015. Salah satu kebijakan yang sangat krusial adalah penerapan pembelajaran model tematik di seluruh kelas sekolah dasar kecuali kelas empat dan enam. Hal tersebut berarti bahwa pembelajaran tematik yang dulunya hanya diterapkan di kelas rendah, pada kurikulum 2013 akan diterapkan di kelas tinggi. Padahal banyak keluhan dari guru kelas rendah yang menerapkan pembelajaran tematik tersebut. Salah satu yang dikeluhkan adalah sulitnya media pembelajaran yang digunakan. Karena tidak semua sekolah dan lingkungannya sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Di samping itu banyak guru kelas di sekolah dasar tidak bisa membuat media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

KARAKTERISTIK SISWA KELAS RENDAH SEKOLAH DASAR

Siswa kelas rendah adalah di mana siswa tersebut masih menduduki kelas satu sampai kelas tiga (Supandi, 1992: 44). Dalam rentang ini, siswa tersebut masih suka bermain dan lebih suka bergembira/riang (Basset, Jacka, dan Logan:1983). Hal tersebut terjadi karena siswa kelas rendah merupakan masa transisi dari masa Taman Kanak-kanak maupun PAUD. Mereka masih belum bisa diajak berpikir secara mendalam tentang materi. Dalam proses adaptasi terhadap materi, guru hendaknya menyampaikan materi dengan cara yang fun sehingga siswa tidak akan 'kaget' menerima materi yang disampaikan.

Siswa kelas rendah memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu mempelajari konsep dari berbagai disiplin ilmu yang terpisah-pisah. Sehingga dalam penyampaian materi, dimulai dari hal yang umum kemudian menuju ke hal yang khusus. Guru tidak bisa memaksakan kehendak siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.

Karakteristik yang tidak kalah penting adalah mereka belajar dari hal-hal yang konkret dan secara bertahap menuju ke arah yang abstrak. Konkret mempunyai arti sesuatu yang dapat dilihat, diraba, dicium, dan didengar oleh pancaindra. Siswa kelas rendah belum bisa untuk berpikir abstrak, mereka hanya memikirkan apa yang telah dilihatnya. Sehingga pembelajaran di kelas rendah sebaiknya menggunakan media pembelajaran supaya materi yang disampaikan oleh guru akan dipahami oleh siswa sepenuhnya.

PEMBELAJARAN TEMATIK

Pendekatan tematik adalah pendekatan holistik, yang mengombinasikan aspek epistemologi, sosial, psikologi, dan pendekatan pedagogi untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain pengetahuan (Udin Sa'ud dkk, 2006). Sedangkan dalam blog suaidinmath (2013) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengombinasikan pendekatan holistik, aspek epistemologi, sosial, psikologi, dan pendekatan pedagogi yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pengalaman bermakna di sini dimaksudkan bahwa dengan pembelajaran tematik tersebut siswa bisa memahami materi yang disampaikan serta mampu mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran tematik mempunyai beberapa karakteristik, antara lain: (1) pembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered ). Dalam proses pembelajaran tematik siswa dituntut untuk aktif. Siswa dituntut untuk menemukan sendiri materi yang akan dipelajari. Tugas guru hanya sebagai fasilitator dan atau mengarahkan siswa; (2) pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Pengalaman langsung tersebut di dapat oleh siswa ketika mereka melihat secara langsung hal yang konkret. Sehingga pemahaman mereka terbangun setelah mendapatkan pengalaman langsung tersebut; (3) pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Pemisahan yang tidak begitu jelas memungkinkan bahwa materi yang disampaikan mempunyai keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari; (4) penyajian konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan penyajian konsep tersebut diharapkan siswa mampu memahami materi secara utuh; (5) pembelajaran tematik bersikap luwes (fleksibel), fleksibilitas tersebut dimungkinkan guru tidak terpaku kepada materi tetapi lebih kepada lingkungan sekitar.

sumber Tanoto Foundation

MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran adalah salah satu aspek yang terpenting dalam proses pembelajaran. Kata media sendiri berasal dari kata medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dengan adanya pengertian tersebut media pembelajaran adalah sarana atau alat fisik yang digunakan oleh seseorang/guru untuk menyampaikan materi atau pengetahuan dalam proses belajar mengajar (Briggs, 1977). Hal tersebut selaras dengan pendapat Ibrahim dkk (2006) yang menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai pembelajaran tertentu. Dari deskripsi tentang pengertian media di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu atau alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi atau pesan dalam proses belajar sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline