"kring kring kring". telepon di rumah Santi berdering.
"Iya, assalamualaikum, dengan Santi katering di sini. Ada yang bisa saya bantu?" ucap Santi.
"Waalaikumsalam. Saya ingin memesan 50 porsi untuk besok. Bisa ya?" jawab si penelpon.
"Bisa mbak, yang paket apa ya? Saya ada 2 paket yaitu itu paket 1 berisi nasi putih, telur masak bali, mie goreng, sambal goreng kentang, dan kerupuk udang, harganya Rp 15.000. Untuk paket 2 berisi nasi putih, ayam bakar madu , mie goreng, sambal goreng kentang, dan kerupuk udang, harganya Rp25.000." Santi menjelaskan sambal memegang buku dan bolpoin.
"Oke Mbak Santi. Saya memilih paket 2 saja. Besok diantar ke rumah saya, ya. Seperti biasanya." pinta si penelpon.
"Siap mbak." Jawab Santi.
Telepon pun di oleh Santi. Kemudian dia bergegas untuk mencatat apa saja yang dibutuhkan untuk kebutuhan memasak besok.
Itulah kesibukan sehari-hari seorang Santi, perempuan mandiri, belum menikah, dan masih berumur sangat muda. Dia menjalankan bisnis kateringnya setahun terakhir ini dan hampir tiap minggunya dia menerima pesanan nasi kotak yang jumlahnya lumayan banyak, menurut dia.
"Kukuruyuk" suara ayam jago tetangga Santi membangunkannya di pagi hari.
Kemudian dia bergegas mengambil air wudhu dan shalat subuh. Kemudian dia mengambil keranjang yang ada di pojok dapur. Lalu dia keluarkan sepeda motor berwarna merah miliknya dan bergegas pergi ke pasar yang jaraknya kurang lebih 5 km dari rumahnya. Sesampainya di pasar dia pun memilih memilih bahan yang akan di masaknya untuk nasi kotak. Dia memilih kentang yang masih segar, ayam yang baru dipotong, dan berbagai bumbu lainnya.
"Sepertinya semua bahan sudah saya beli" kata Santi sambil bergegas pulang untuk segera mengolah bahan-bahan tersebut.