Lihat ke Halaman Asli

Kota Malam

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kota Malam
Di kota malam, aku berjalan mencari tempat dimana hujan menetaskan rintiknya, atau suatu gerimis
yang melahirkan cerita seorang kakek tua kepada anakcucu, tentang sujud batang padi ketika menemu
masa semai, tentang wangi keringat membangun sejarah rumah-rumah tua, tentang dag dig dug jantung kota, adalah kelahiran yang selalu kurindu.

Aku kembali sebagai anak malam yang kelaparan, mencari makan, di warung-warung jalanan,
tapi kini hanya lonte-lonte liar menyajikan daging mentahnya, seribu kalong datang hanya menghisab
manis darahnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline