Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Izzuddin

Dosen STITMA Blitar, Penikmat Kajian Filsafat, Pendidikan, dan Cinta

Filosofi Sepak Bola

Diperbarui: 3 Juli 2023   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Ahmad Izzuddin

Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga paling popular dan prestisius di dunia, sepak bola memiliki penggemar terbesar di planet bumi ini. Olahraga ini disukai berbagai kalangan, baik laki-laki maupun perempuan bahkan dari anak-anak, remaja sampai orang tua. Hal ini terbukti setiap ada pertandingan sepak bola, penonton yang hadir di lapangan selalu penuh ditambah lagi penikmat sepak bola yang menyaksikan melalui layar kaca. Ambil sampel saja penonton final piala dunia 2022 di Qatar ketika Argentina bersua dengan Prancis, menurut FIFA penontonnya mencapai lebih dari 1,5 miliar orang.

Namun tahukah kalian? pada hakikatnya sepak bola lebih dari sekedar olahraga, sepak bola jika dikaji secara mendalam akan menyingkap tabir makna filosofis yang berhubungan erat dengan kehidupan manusia. Beberapa makna filosofi dari sepak bola:

Pelatih Bermakna Guru

Sehebat apapun pemain-pemain sepak bola dalam sebuah tim, selalu memiliki beberapa pelatih yang di komandani oleh pelatih kepala yang bertugas untuk menyusun taktik, strategi, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, menentukan tim inti maupun cadangan dan masih banyak tugas yang lainnya. Gambaran hidup manusia seharusnya juga seperti itu, secerdas apapun ia, sekuat apapun, setinggi apapun jabatannya, dia tetap membutuhkan seorang guru yang lebih tua dalam hal ilmu, amal, spiritual maupun tua dalam kebijaksanaan. Jika ada manusia yang merasa mampu berjalan sendiri tanpa guru, dia seperti orang bepergian tanpa memiliki maps, jika sewaktu-waktu jalan hidupnya tersesat maka tidak memiliki guru untuk tempat mencari petunjuk yang benar.

Kerjasama Tim

Selain membutuhkan pelatih/guru. Sebaik apapun talentanya, pemain-pemain  sepakbola seperti Mohamed Salah, Erling Haaland, Kylian Mbappe, Ronaldo maupun Messi tetap tidak bisa bekerja sendirian, ia membutuhkan tim untuk mencapai tujuan bersama. Kehidupan manusia juga demikian, saat lahir manusia membutuhkan orang tua yang merawat, saat sekolah membutuhkan guru yang mendidik, saat lulus sekolah membutuhkan orang lain yang menampungnya untuk bekerja, jika mendirikan usaha sendiri lalu berkembang akan membutuhkan orang lain untuk menjadi karyawan, begitu seterusnya.

Seorang direktur utama perusahaan akan membutuhkan tim multimedia untuk mem branding perusahaan, membutuhkan karyawan untuk mengerjakan tugas teknis, membutuhkan manager untuk mengelola keuangan, produksi, dan kebutuhan lain yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Seorang juragan tanah membutuhkan orang lain yang membajak sawah, membantu menanam, merawat sampai tahap memanen. Seorang kepala sekolah membutuhkan banyak guru lintas kompetensi untuk menjalankan kurikulum lembaga pendidikan. Bahkan seorang presiden sekalipun tidak bisa bekerja sendirian. Gambaran itu menunjukkan jika manusia tidak bisa bekerja sendirian, dia membutuhkan tim untuk mencapai tujuan, kerjasama tim yang solid akan mempercepat tujuan tercapai.  

Waktu Bermain 90 Menit

Pertandingan sepak bola memiliki waktu normal 45 menit x 2 dalam setiap pertandingannya. Dalam keadaan menang atau kalah para pemain sepak bola tidak akan meninggalkan permainan sebelum wasit meniup peluit tanda waktu berakhirnya pertandingan, semua tim mematuhi waktu yang ditentukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline