[caption caption="Foto Fiestiyo Agung"][/caption]Di tempat kami di Tangerang Selatan seperti juga di daerah lain, fenomena yang satu ini membawa antusiasme masyarakat. Di beberapa tempat di laksanakan sholat gerhana dan tidak ketinggalan masyarakat juga mengamati prosesnya. Di MAN Insan Cendekia Serpong, sahabat saya, Fiestiyo Agung, seorang ahli fisika, bersiap dengan berbagai peralatan, seperti telescope, handycame, kamera, dan laptop. Beliau bersama beberapa rekan yang sangat bergairah menyambut gerhana termasuk saya, berusaha merekam moment luar biasa ini.
Dimulai sejak jam 6 pagi di sebelah lapangan upacara sekolah, kami sudah bersiap dengan peralatan itu. Telescope kami kover bagian depannya dengan plastik ronsen. Kemudian laptop kami hubungkan dengan kamera yang tegak berdiri di atas tripod, juga kami kover bagian depannya dengan plastik ronsen. Handycame kami siapkan juga di sebelahnya. Ketiganya siap merekam momen bersejarah ini.
Kira-kira jam 06.20 gerhana mulai. Matahari sedikit demi sedikit tertutupi bulan. Pak Agung bilang, proses mulai dari bulan bergerak menutup matahari dan kemudian membukanya lagi kira-kira berlangsung satu sampai dua jam. Jadi kemungkinan jam 8.20-an proses akan selesai. Gerhanapun berjalan dengan ditandai redupnya langit seperti mendung saat magrib.
[caption caption="Langit mendung, foto pribadi"]
[/caption]Untuk mengamati gerhana ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Pertama itu karena mata kita tidak boleh melihat langsung, khawatir sinar akan merusak retina mata kita karena cukup silau. Yang kedua, gerhana terlihat kecil dalam penampakannya di layar laptop atau melalui plastik ronsen, jadi agak kurang greget. Akan tetapi untuk pengamat kelas lokal seperti kami, ini merupakan usaha dan hasil yang luar biasa.
[caption caption="Foto pribadi"]
[/caption]Pengamatan kamipun alhamdulillah mendapatkan respon yang cukup besar dari siswa dan masyarakat yang datang untuk sholat gerhana di masjid sekolah. Setelah sholat dan khotbah selesai, mereka berbondong-bondong datang dan mencoba untuk melihat proses gerhana berlangsung. Pertanyaan-pertanyaanpun dilontarkan kepadda Pak Agung, seperti bagaimana posisi matahari dan bulan, kenapa langka terjadi, dan bagaimana caranya agar bisa melihat jelas. Alhamdulillah Pak Agung yang lulusan universitas terbaik di Depok dan di Bandung ini bisa menjawab dengan lugas dan lancar.
[caption caption="foto pribadi"]
[/caption]Banyak siswa ternyata juga sudah siap dengan peralatan seadanya yang mereka miliki. Pada umumnya mereka membawa hasil ronsen tes kesehatan mereka. Melalui bagian hitam dari hasil ronsen tersebut mereka dapat melihat gerhana cukup jelas. Sebagian lagi membawa kaca mata yang khusus dibuat untuk melihat gerhana. Beberapa rekan mengabadikan dengan merekam gambar dan proses melalui telepon seluler. Walaupun sebentar terlihat momen ini membawa kepuasan pada mereka.
Alhamdulillah pengamatan gerhana matahari di Tangerang Selatan yang dilakukan pagi ini dapat berjalan dengan baik, walaupun dengan berbagai keterbatasan yang ada. Pengamatan ini selain memberikan pengalaman berharga buat kami, juga memberikan wawasan lebih kepada siswa dan masyarakat sekitar. Sekiranya itu akan menambah ilmu pengetahuan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H