Semalam, kejadian kebakaran menimpa tetangga kami. Tempat pembakaran sampah dari sebuah gudang obat, yang letaknya tepat di sebelah pagar komplek sekolah kami, terbakar jam 11 malam. Hal itu diketahui oleh warga komplek sekolah, ketika api sudah membumbung tinggi ke atas melewati tembok pagar. Biasanya menurut salah seorang rekan saya yang tinggal tepat di sana memang tempat itu sering dijadikan tempat pembakaran sampah, namun kali ini sepertinya api menjadi besar. Sekejap seluruh warga yang tinggal di sana keluar. Memang api belum masuk ke komplek kami, namun api yang membumbung tinggi sangat menghawatirkan. Apalagi kami tahu bahwa sebelah adalah gudang obat dimana mungkin saja ada banyak cairan kimia yang berbahaya dan bisa menyulut kobaran api lebih besar atau mungkin bisa menyebabkan ledakan. Warga komplek sekolah kamipun bersiap dengan selang-selang air untuk disemprotkan apabila api menjalar ke dalam. Namun ahamdulillah tim pemadam kebakaran dan Polisi cepat datang dan berhasil memadamkan api. Jam 1 dini hari tadi api sudah padam. Peristiwa ini cukup membuat shock komplek sekolah kami.
Ternyata peristiwa kebakaran bukan hanya terjadi di tempat saya, tetapi juga di Terminal 2E, Bandara Internasional Soeta, menurut yang saya baca di media online pagi ini. Kejadian kebakaran di Soeta terjadi pada pukul 6 pagi, Alhamdulillah saat ini api telah berhasil dipadamkan. Kejadian ini menjadikan sistem online penerbangan dimatikan sementara, namun tidak mengganggu lalu lintas di bandara yang masih berjalan seperti biasa. Untuk penyebab kebakaran, saat ini masih diselidiki pihak yang berwajib.
Dua kejadian di hari ini, semalam dan tadi pagi cukup menghawatirkan. Apalagi dua kejadian ini letaknya tidak begitu jauh, saya di Tangerang Selatan, sedangkan Bandar Udara Soeta di Cengkareng. Walau berhasil dipadamkan dengan cepat, namun rasa hawatir tetap ada mengingat sekarang adalah musim kemarau, dimana daun-daun dan rerumputan banyak yang kering sehingga berpotensi mudah terbakar.
Oleh Karena kondisi tersebut, menurut saya, kita, masyarakat dan pihak yang berwenang menangani hal ini harus waspada dan bahu membahu untuk mengantisipasi kebakaran. Beberapa hal yang patut dilakukan oleh warga adalah:
Pertama, Berhati-hati dalam membakar sampah. Tidak bisa dipungkiri, kala musim kemarau datang daun dan batang pohon kering dan banyak berguguran. Yang paling mudah kita lakukan untuk membersihkan dan menghilangkannya adalah dengan membakar. Api mudah membesar dan sampahpun hilang. Namun di tengah kemudahan itu ada bahaya yang mengintai, kebakaran bisa terjadi (Naudzubillah). Oleh karena itu, kalaupun kita harus membakar, sisa api harus dipadamkan dengan air untuk memastikan tidak ada panas yang masih menyala di antara tumpukan abu.
Kedua. Warga harus menyimpan nomor darurat pemadam kebakaran dan nomor polisi, agar jika terjadi kebakaran pihak berwenang dapat langsung dihubungi dan api dapat dimatikan. Pihak berwenangpun harus ekxtra melakukan piket.
Ketiga. Warga berhati-hati dalam menggunakan kompor. Kompor yang telah digunakan harus dipastikan mati apabila aktivitas memasak telah selesai. Jangan sampai kita tidur dengan kompor tetap menyala.
Keempat. Warga harus paham cara mematikan api di dapur apabila terjadi kebakaran kecil. Siapkan karung atau kain yang basah kemudian tutup api dengan kain tersebut. Jangan menyiram api di kompor yang terbakar karena bisa menyebabkan api menyebar karena terpercik air. Warga sebisa mungkin menyiapkan alat pemadam sendiri di rumah. Hal itu bisa dilakukan bersama-sama dengan tetangga atau jika punya uang cukup bisa beli sendiri.
Kelima. Warga harus ekstra hati-hati menjelang lebaran nanti, karena banyak rumah yang akan ditinggalkan mudik. Tidak bisa dipungkiri tahun-tahun kemarin ada aja rumah yang terbakar kala ditinggalkan mudik, tahun 2014, beberapa kebakaran terjadi di Jakarta kala mudik. Ketika rumah kosong, pastikan semua mati, termasuk listrik dan kompor. Selang gas ke kompor dicabut. Yang penting juga adalah melapor ketua RT, agar nanti rumah kita bisa diawasi lebih ketat setiap harinya.
Yang harus dilakukan oleh pihak berwenang.
Pertama Bersiaga penuh apalagi menjelang lebaran nanti di mana rumah-rumah banyak yang kosong. Kalau bisa pihak pemadam dan para petugas rukun warga berkoordinasi lebih awal untuk mengantisipasi kejadian kebakaran.