Era ini banyak berbagai variasi dalam mengembangkan dan mengumpulkan pundi-pundi uang. Dari mulai berbisnis hingga berinvestasi. Dalam berinvestasi, bermacam-macam variasi instrumen yang ditawarkan dari yang mudah untuk dipahami dan dilakukan hingga yang sangat rumit dari mekanisme, dan besarnya modal untuk memulai investasi-investasi tersebut. Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang cukup menggiurkan bagi investor pemula khusunya, bukan hanya dari macam yang ditawarkan cukup variatif, juga risiko yang ditawarkan relatif rendah dengan pengembalian yang menarik dan cenderung stabil. Obligasi sebagai surat utang, bisa diperjual-belikan di pasar sekunder. Jadi kita sebagai investor (pemula) atau investor yang baru terjun ke dalam dunia investasi sangat perlu memahami instrumen obligasi ini. Pada obligasi ditawarkan berbagai macam untuk menilai suatu obligasi tersebut apakah layak atau tidak untuk kita menyodorkan modal yang kita miliki pada obligasi tersebut salah satunya penilaian saham. Nah apa itu penilaian obligasi? Mari kita simak penjelasannya.
Penilaian obligasi, atau bisa dikatakan sebagai penilaian obligasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai wajar teoritis dari obligasi tertentu. Apa itu nilai wajar teoritis? Nilai wajar teoritis obligasi adalah nilai yang dapat dihitung dengan menggabungkan nilai kupon obligasi saat ini dan nilai obligasi pada saat jatuh tempo, nilai nominal atau value par.
Adapun tujuan dari penilaian obligasi yakni untuk menentukan tingkat pengembalian (return) yang diperlukan agar obligasi yang diinvestasikan apakah sesuai dengan kriteria portofolio yang diinginkan. Selain itu menentukan harga yang pasti apakah obligasi itu bernilai atau tidak sehingga investor dapat memutuskan apakah obligasi tersebut akan dibeli atau dijual kembali. Maka dari itu penilaian obligasi ini melibatkan penghitungan nilai sekarang dari pembayaran kupon obligasi di masa depan atau arus kas, dan nilai obligasi pada saat jatuh tempo, nilai nominal atau PAR value.
Kemudian pada penilaian obligasi melibatkan beberapa variabel seperti tingkat suku bunga, jangka waktu, nilai nominal, dan pembayaran kupon, sebagaimana yang dipaparan sebelumnya yakni membantu investor menentukan apakah investasi tersebut cocok dengan portofolio mereka atau tidak sehingga mampu mengurangi risiko mereka dan mendapatkan hasil yang paling besar dari investasi mereka.
Berbagai faktor pertimbangan yang mempengaruhi oleh penilaian obligasi. Berikut adalah faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penilaian obligasi atau bond valuation:
- Nilai nominal atau nilai par dari obligasi
Nilai nominal, juga dikenal sebagai PAR value, merupakan harga pada surat obligasi yang menunjukkan harga obligasi itu sendiri yang nantinya akan dibayarkan oleh penerbit obligasi pada saat jatuh tempo. Semisal, jika suatu obligasi memiliki nilai nominal sebesar 5 juta rupiah, maka pemegang obligasi akan menerima uang pengembalian sebesar 5 juta rupiah (perhitungan belum termasuk pendapatan bunga).
- Pembayaran kupon atau bunga obligasi
Sebagai contoh misalnya dalam suatu perusahaan menerbitkan obligasi dengan kupon tingkat bunga sebesar 5% yang akan dibayarkan setiap tahun dalam 10 tahun.
Pemegang obligasi akan memperoleh pembayaran bunga sebesar 5% X Rp1.000.000 = Rp50.000 setiap tahun dalam kurun waktu 10 tahun. Penerbit Obligasi sebagai pihak penentu periode pembayaran biasanya akan menentukan pembayaran bunga setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali.
- Tingkat suku bunga pasar
Tingkat suku bunga pasar obligasi adalah tingkat bunga yang ditetapkan oleh pasar untuk obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Tingkat ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk suku bunga acuan, inflasi, risiko kredit penerbit obligasi, dan permintaan dan penawaran obligasi di pasar. Harga obligasi akan turun jika tingkat suku bunga pasar naik karena investor akan membeli obligasi baru dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga pasar turun, harga obligasi akan naik karena investor akan membeli obligasi yang sudah ada dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi.
- Jangka waktu obligasi (Obligasi Jatuh Tempo)
Jangka waktu obligasi adalah periode waktu yang telah ditentukan oleh penerbit obligasi untuk melunasi pokok utang dan membayar bunga kepada pemegang obligasi. Jangka waktu obligasi dapat berlangsung dari jangka menengah hingga jangka panjang, yaitu sekitar 1 hingga 10 tahun. Jangka waktu obligasi yang lebih lama memiliki risiko yang lebih tinggi, seperti risiko inflasi, risiko naik turunnya suku bunga, dan risiko likuiditas. Terdapat beberapa jenis obligasi berdasarkan jangka waktunya, yaitu obligasi jangka pendek, obligasi jangka menengah, dan obligasi jangka panjang.
- Risiko kredit atau risiko gagal bayar penerbit obligasi
Risiko kredit atau risiko gagal bayar penerbit obligasi adalah risiko yang timbul ketika penerbit obligasi tidak dapat membayar kembali pokok utang dan membayar bunga tepat waktu kepada pemegang obligasi. Risiko kredit dapat menyebabkan arus kas yang terputus bagi pemegang obligasi dan kerugian yang mungkin berkisar dari sedang hingga parah. Dua faktor terpenting yang dapat menentukan risiko kredit adalah riwayat kredit dan kemampuan untuk membayar. Risiko gagal bayar dapat terjadi pada obligasi pemerintah maupun perusahaan. Risiko kredit dapat diminimalkan dengan melakukan analisis kredit terhadap penerbit obligasi sebelum melakukan investasi.
- Likuiditas obligasi