Lihat ke Halaman Asli

Analogi Pencarian Tuhan

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh: Ahmadi Fathurrohman Dardiri*

Suatu kali seorang kawan lama berujar bahwa dirinya telah tidak melaksanakan ibadah shalat selama 4 bulan karena gagal menemukan Tuhan. Baginya, waktu 4 bulan tersebut tidak lebih penting dari usaha mulianya menemukan Tuhan. Usaha yang menurutnya telah mewujud dahaga-lapar spiritualnya selama hidup. Miris memang, tapi demikianlah realitanya.

Mengurai hal itu, saya paparkan kepadanya analogi sederhana; makan-minum. Minimal dua kali sehari, tubuh kita butuh asupan tenaga dari makanan-minuman yang kita konsumsi. Untuk mendapatkannya, diperlukan sumber daya (baca:uang) yang kita peroleh dari hasil bekerja. Sumber daya atau Uang ini saya analogikan dengan Tuhan karena beberapa kesamaannya; ia adalah tujuan bahkan alasan utama kita menjalani hidup. Adapun makan-minum sepadan dengan ibadah, yang berguna sebagai asupan energi bagi tubuh kita.

Karenanya, pencarian Tuhan tidak lantas melupakan pemenuhan dahaga-lapar jiwa kita yang salah satunya dipenuhi dengan ibadah shalat. Seperti halnya ketika kita menjalankan berbisnis, tidak baik jika kita jor-joran menghabiskan uang tunaikita tanpa menempuh opsi meminjam dana talangan, misalnya, dari bank.

So, opsi paling realistis adalah dengan menjalankan metode tempuhan 50:50 chance. Kita tetap makan-minum untuk mencari uang, seperti kita tetap beribadah untuk melakukan pencarian Tuhan kita, dan seperti juga kita menyisakan uang tunai untuk keperluan mendadak di bisnis kita. Selamat mencari Tuhan, kawan.

*Penulis adalah mahasiswa Agama dan Filsafat, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline