Untuk kesekian kalinya umat islam dipancing kemarahannya melalui berbagai cara, kali ini oleh pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mendukung dipublikasi ulang karikatur menghina Nabi Muhammad saw.oleh majalah satire Charlie Hebdo dengan dalih kebebasan berekspresi. Berbagai reaksi umat islam telah bermunculan dihampir seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pertanyaannya, mengapa kasus ini selalu muncul kembali meskipun umat islam telah memprotes dengan bermacam cara? Jawabannya, karena para penghina Nabi Muhammad saw. baik melalui karikatur atau film, mereka sangat memahami kalau umat islam tak bisa membalas dengan cara yang sama, misalnya menghina Yesus (Nabiu Isa as) atau Moses (Nabi Musa as) mengngat umat islam telah terikat oleh keyakinan agamanya yang mewajibkan mengakui dan menghurmati keberadaan seluruh Nabi dan Rasul termasuk Nabi Isa as. dan NabiMusa as. sejajar kedudukannya dengan Nabi Muhammad saw. sama2 utusan Allah. Maka menurut mereka, satu2nya cara yang akan dilakukan umat islam pastilah kemarahan dan tindakan anarkis. Dengan demikian tercapailah tujuan mereka memancing kemarahan umat islam untuk membenarkan tuduhan mereka, islam adalah agama pemarah, anarkis, radikal dan teroris, seperti telah diingatkan Tuhan dalam Q.S.At-Taubah (90):32 dan S.As-Shof (61): 8 bahwa "Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama ) Allah dengan lesan (termasuk tulisan dll) dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya meskipun orang2 kafir benci karenanya".
Lantas apa yang sebaiknya dilakukan umat islam jika segala bentuk protes yang selama ini dilancarkan tak dihiraukan? Daripada melampiaskan emosi dengan cara2 anarkis seperti pembunuhan yang justru bertentangan dengan ajaran islam, alangkah baiknya jika disamping mmelancarkan protes keras seperti yang dilakukan beberapa negara islam atau berpenduduk mayoritas islam , sekaligus dijadikan peluang da'wah bagi umat islam dengan cara misalnya, menciptakan sebuah film yang bernuansa da'wah islam.
Tapi bukan film tentang Nabi Muhammad saw., melainkan misalnya film tentang Nabi Isa as. (Yessus) meurut versi Al-Qurn yang intinya: Ternyata Nabi Isa as tidak mati di atas kayu salib, melainkan seorang Yahudi (musuh Nabi Isa as.) yang disalib setelah wajahnya oleh Tuhan diserupakan dengan wajah Nabi Isa as.seperti tercantum dalam Al-Qurn S.An-Nisaa (4): 157. InsyaAllah film tersebut akan memiliki nilai dawah yang tinggi, memperkenalkan kepada dunia akan betapa mulianya kedudukan Nabi Isa as. (Yesus) dalam Al-Qurn dan betapa Maha Kuasanya Tuhan menyelamatkan hamba dan Rasulnya Nabi Isa as.tanpa harus mati ditangan musuh.
Pertanyaannya, salahkan menghina Nabi Muhammad saw. dibalas dengan memuliakan Nabi Isa as.? Dan bukankah merupakan hak asasi umat islam untuk meyakinin kebenaran agamanya?Bukankah pula mmerupakan kebebasan perpendapat seperti yang dibangga2kan para penghina Nabi Muhammad saw.? Apalagi kebebasan tersebut kebebasan untu menyampaikan sebuah pendapat yang nilai kebenarannya didukung oleh kitab suci suatu agama (islam).Wallaahu a'lam bishshawaab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H