Diskriminasi adalah sikap membedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan yang berhubungan dengan kepentingan tertentu. Pembedaan tersebut biasanya didasarkan pada agama, etnis, suku, dan ras. Diskriminasi cenderung dilakukan oleh kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas. Terdapat beberapa negara yang masih saja melakukan yang namanya diskriminasi, meskipun negaranya itu maju.
Pada tahun 2015 di Eropa lebih tepatnya di Fabrizio Bensch, terdapat berita tentang diskriminasi beragama antara muslim di Eropa dengan agama lain yang ada di sana. Mereka kaum muslim mendapatkan perlakuan tidak adil ketika mencari pekerjaan dan mengakses layanan publik lainnya, seperti kesehatan dan pendidikan. Dan juga mereka mendapatkan perlakuan diskriminatif seperti warna kulit yang berbeda, penampilan yang berbeda, dan bahkan nama pun juga dipermasalahkan.
Hasil survei membuktikan bahwa hampir 40 persen wanita muslim yang mengenakan jilbab merasa mendapat perlakuan diskriminatif saat melamar pekerjaan. Bahkan juga ada lebih dari 30 persen wanita muslim pernah mendapatkan pelecehan yang sebagian besar itu bentuk hinaan terhadap mereka.
Tidak hanya wanita saja yang mendapat perlakuan diskriminatif, sekitar 47 persen pria muslim dicegat atau menjadi sasaran oleh pengawas otoritas dikarenakan mereka memakai pakaian tradisional atau keagamaan. Tidak hanya berdasarkan pakaian saja, hampir dari 30 persen responden mengalami yang namanya penghinaan terhadap agama hal itu juga disebabkan karena minoritasnya kaum muslim yang ada di Eropa.
Tidak hanya di Eropa saja, di Amerika Serikat juga ada diskriminasi terhadap kaum muslim. Pengusiran terhadap satu keluarga muslim yang pada saat itu mereka membawa seorang bayi. Maskapai meminta mereka untuk pindah ke penerbangan berikutnya karena khawatir akan keamanan kursi anak mereka, yang tidak sesuai dengan peraturan keamanan. Dan ada juga berita tentang seorang wanita muslim yang tidak diberikan minuman berkaleng oleh pramugari karena khawatir benda itu bisa dijadikan senjata.
Maka dari itu kita sesama manusia seharusnya menerapkan sifat toleransi antar agama, etnis, suku dan ras, saling menerima kehadiran minoritas bukannya ditindas dan mampu menerima setiap perbedaan yang ada. Apalagi di negara-negara yang maju, negara yang maju itu seharusnya bisa menjadi contoh yang baik bagi negara yang masih berkembang dan mampu memberikan lebih banyak bantuan kepada warga yang ada di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H