Lihat ke Halaman Asli

febrie_poys

Mahasiswa

Lara Tak Kunjung Reda

Diperbarui: 27 Maret 2024   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Penulis ; Ahmad Febri Riyandi

Ntah, rasa duka atau bahagia di kala semua terasa biasa saja

Kadang ku berfikir tuk meng akhirkan sebuah ilusi ini.

Ilusi tak kunjung reda, merambat menjadi rasa sakit yg meraja lela

Pengemis bukan hanya meminta harta, namun ada juga pengemis yg meminta rasa cinta.

Bagiku pengemis jalanan adalah Sebagian Martabat yg dijatuhkan, lalu. Apa status pengemis cinta yg meminta rasa laranya tuk kembali pada kelabu suka.

Kebodohan memang tak terlihat adanya. Tapi bisa di rasakan ketika kita sudah terlanjur cinta.

Akan tetapi, rasa itu tak se lengkap asmaulhusna, yang selalu bahagia dalam lantunan syairnya.

Mungkin ini berbeda dari biasanya, yg dulu mekar bak indahnya mawar, sekarang redup bak putri malu tersentuh seseorang.

Aku lemah di hadapan mu, aku lemah ketika bersamamu, kuat adalah fatamorgana yg ku banggakan menjadi tauladan. Tapi semua itu palsu tuk menutupi kekurangan.

Jangan pernah kau salahkan, ketika ku menangis merintih, takut rasa ini hilang,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline