Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Fauzi

Menulis apasaja, Berharap ada nilai manfaat dan membawa keberkahan. Khususnya, untuk mengikat Ingatan yang mulai sering Lupa.

Betapa Mahalnya Sehat Lahir dan Bathin

Diperbarui: 9 Oktober 2019   02:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persiapan Gowes sarungan pada acara Gowes berjamaah di depan kantor Pusat IKSASS, Situbondo, Jawa Timur. Dokpri.

Tentu sangat mengejutkan ketika melihat fakta dan temuan Kementrian kesehatan RI yang menyatakan tren meningkatnya angka gangguan kesehatan mental pada usia remaja di Indonesia, akhir-akhir ini. 

Tapi, saya kira hal demikian wajar manakala melihat fakta bahwa pola dan gaya hidup masyarakat kekinian (zaman now), memang berbeda jauh dengan pola dan gaya hidup masyarakat zaman old.

Jika masyarakat zaman old belum mengenal aktivitas digital, Gadget dan lainnya yang serba instan. Butuh proses dan kerja fisik--mengeluarkan tenaga dan keringat--untuk memenuhi kebutuhan hidup dan apasaja, maka masyarakat zaman now telah dimanjakan oleh media dan alat yang serba canggih dan instans. 

Semua kebutuhan seolah cukup dengan menggerakkan jemari (ngeklik dengan jemari tangan). Tanpa harus mengeluarkan energi dan keringat, semua kebutuhan sudah ada digenggaman tangan (Gadget, Android) yang selalu sedia di tangan.

Dua hal perbedaan mendasar gaya hidup masyarakat sebagaimana disebutkan diatas, saya kira menjadi salah satu akar masalah kenapa generasi muda saat ini, cenderung mengalami peningkatan gangguan kesehatan mental.

Dan tentu sebagai akibatnya adalah banyak varian. Mulai dari sikap dan pelampiasan negatif --yang cenderung aneh dan tidak masuk akal--hingga, yang masih positif dan hanya butuh bimbingan dan peng arahan, pendampingan.

Mulai Timbul Kesadaran, Gerakan Positif

Diluar itu semua, patut juga diapresiasi beberapa gerakan masyarakat yang sangat positif dan konstruktif. Mereka mampu menempatkan dan menggunakan tekhnologi yang sangat cepat dan canggih untuk gerakan-gerakan manfaat untuk kemaslahatan.

Misalnya, beberapa gerakan intelektual yang dilakukan oleh kalangan remaja dalam bentuk gerakan literasi dibeberapa tempat dengan macam variasinya. Lomba nulis puisi, Cerpen dll.

Juga beberapa gerakan sosial media (Instagram, Facebook, Youtube), entah  dalam konteks ceramah Agama, potensi budaya dan seni dll yang diakui ataupun tidak saat ini juga mengalami peningkatan tren yang signifikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline