Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Fauzi

Menulis apasaja, Berharap ada nilai manfaat dan membawa keberkahan. Khususnya, untuk mengikat Ingatan yang mulai sering Lupa.

Haji Cabai, Kok Bisa..

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_107737" align="aligncenter" width="118" caption="gambar diambil dari mbah google"][/caption] Pada akhir 2010 lalu masyarakat Indonesia dihebohkan oleh berita melambungnya harga cabai diluar kebiasaan. hal tersebut menyisakan banyak cerita unik, salah satunya adalah cerita dari seorang gus (baca:menantu Kyai) Amin Hasbi, pengasuh Pondok Pesantren Nahdatul Arifin yang terletak di ujung selatan kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember Jawa Timur. Akrab disapa gus Amin. Kebetulan saat itu, saya bersama Abdul Adzim, Lc ( paman saya) dan juga Istrinya bermaksud mendaftarkan mbah Irsyad + Istrinya(keduanya adalah orang tua dari Emak) kepada KBIH (Kelompok Bimbingan Jama'ah Haji) Al-khairat. dimana, Gus Amin adalah salah satu Pengurus dan pembimbing di KBIH Alkhairat untuk wilayah Jember Selatan. itulah mengapa, kami bertiga kemudian datang kerumah beliau saat itu. singkat cerita, ditengah2 pembicaraan dalam suasana keakraban, setelah pendaftaran rampung gus Amin bercerita, "suatu ketika, pada dini hari datang seseorang kerumah gedor2 pintu...setelah sy bukakan pintu, lantas dia cerita kalau tdk bisa tdr setelah mndapatkan uang 100jt lebih hasil dari penjualan panen cabai..kyai bertanya, kok datang kesini pak? bapak tsb jawab; ia kyai, uang ini saya serahkan ke kyai sj, unt pendaftaran haji saya n istri..." (subhanalloh... Inilah, kalau Alloh sdh berkehendak.....cabai yg pedas, tdk hanya bikin tdk bs tdr, tp jg jd wasilah mengantarkan seorang tani naik haji....wah, jd haji cabai dech...hehe, tabarakalloh.. (salah satu oleh2 dr kampung kemarin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline