Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Fauzan

Mahasiswa

Kesadaran Masyarakat untuk Cinta pada Produk dalam Negeri

Diperbarui: 5 Desember 2020   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Ahmad Fauzan

Kelas : E1

Matkul : Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Dosen : Dr. Supriyadi, SE., M.SI

Tugas Pengganti UTS

“Kesadaran masyarakat untuk cinta pada produk dalam negeri”

Cinta produk dalam Negeri merupakan cara berpikir untuk menunjukan kesetian dan kepeduliaan yang tinggi dalam menggunakan produk dalam negeri ini. Produk dalam negeri ini adalah produk yang di keluarkan atas inovasi dan kreatif anak bangsa yang mengeluarkan banyak karya dalam bermacam macam produk untuk memajukan bangsa Indonesia. 

Cinta produk dalam negeri perlu ditanamkan karena memilik dampak yang sangat besar untuk perkembangan ekonomi di Indonesia. Semakin banyak produk yang kita gunakan maka akan berdampak besar bagi perekonimian dan dapat membantu masyarakat kita dalam pekerjaan, karena jika produk negeri banyak digunakan otomatis banyak membutuhkan tenaga kerja supaya produk dalam negeri ini bisa maju pesat.

Namun Masyarakat Indonesia lebih menggemari barang – barang import, dengan zaman sekarang pemuda pemudi lebih meminati barang luar dbanding produk dalam negeri apalagi di bidang fashion. Berdasarkan data kemendag, (2020) Pada tahun 2020 ini mengalami penurutan dikarena masa pandemic COVID 19 ini, dari data terakhir pada bulan Oktober 2020, nilai ekspor Indonesia pada komoditas non migas mencapai US$13,76 milyar, sedangkan untuk nilai impor mencapai US$9,71 milyar (Data Kemendag. 2020)

Berdasarkan data kemedag, (2020), pada bulan oktober peningkatan terbesar pada nilai ekspor Indonesia komoditas non migas, terjadi pada nabati atau minyak hewan sebesar US$ 188 juta (10%), sedangkan penurunan terjadi pada logam dan perhiasan sebesar US$150.0 juta (20.34%), sedangkan nilai impor indonesia pada bulan Oktober 2020 mencapai US$10.78 miliar atau turun (6.79%). Penurunan impor Indonesia komoditas non migas, terjadi pada golongan mesin dan perlengkapan elektrik senilai US$200.9 juta (11.5%), sedangkan peningkatan terjadi pada golongan bijih senilai US$36.5 juta (74.28%). (Badan Pusat Statik. 2020).

Ditengah kehidupan sebagian kalangan remaja pria maupun wanita yang mana saat ini penampilan dengan merek brand yang sangat terkenal adalah salah satu ciri khas dalam berpenampilan mengikuti zaman. Padahal produk tersebut bisa dibilang cukup mahal namun anak muda zaman sekarang tidak memikirkan tentang harganya tetapi mereka menilai dari suatu sisi penampilan dalam memakai merek brand tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline