Lihat ke Halaman Asli

SBY dan Prabowo Jadi Jurkam di Depok, Tanda PKS Panik?

Diperbarui: 3 Desember 2015   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awalnya saya tidak suka menulis dan menceritakan bagaimana pengamatan saya dalam Kompasiana karena pekerjaan saya sehari-hari adalah menulis karena saya adalah seorang jurnalis di salah satu media nasional. Saya ditempatkan di Depok untuk memantau perkembangan Pilkada Depok 9 Desember mendatang dan saya rasa meskipun tidak banyak terdengar gaungnya, Pilkada Depok ini memiliki banyak keunikan bahkan ada salah satu calon akan memanggil dua tokoh nasional dalam kampanye akbarnya.

Siapa yang tidak mengenal sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)? Pria lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) tahun 1973 ini pernah menjadi presiden selama 10 tahun dari tahun 2004-2014. Meskipun banyak kasus korupsi di internal partainya yaitu Partai Demokrat dan partai koalisi partainya saat itu seperti kasus yang sangat fenomenal yaitu kasus korupsi “sapi” yang menjerat Presiden PKS saat itu Lutfhi Hasan Ishaq yang juga berurusan dengan “Jablay” kampus bernama Maharani. Nama-nama besar seperti Anas Urbaningrum (Demokrat), Nazzarudin (Demokrat), Angelina Sondakh (Demokrat), Suryadhama Ali (PPP), MS Kaban (PBB) dan lainnya juga menjadi “santapan” KPK dalam menjalani pekerjaannya.

Lalu siapa yang tidak kenal Prabowo Subianto? Mantan Danjen Kopassus ini namanya digadang-gadang telah melakukan pelanggaran Ham di beberapa kasus. Namun nama Prabowo mencuat pada Pilpres 2014 tahun lalu ketika berpasangan dengan Hatta Radjasa yang akhirnya kalah dengan Jokowi-Jusuff Kalla. Sosok Prabowo pun masih dikenal sebagai pemimpin yang tegas yang memiliki wibawa tinggi dan punya para pendukung setia di seluruh Indonesia.

Namun siapa sangka mereka berdua akan menjadi juru kampanye pada Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Depok untuk mendukung pasangan yang merupakan kader PKS dan Gerindra yaitu Idris Somad-Pradi. Mungkin orang yang mengetahui kabar ini akan tertawa dan bertanya dalam hati, “untuk apa SBY dan Prabowo harus turun tangan cuma memenangkan Pilkada Depok?”. Ditambah lagi Idris merupakan Wakil Wali Kota Depok yang seharusnya bisa memenangkan dirinya sendiri karena pastinya sudah banyak dibantu oleh Wali Kota Depok saat ini yaitu Nurmahmudi. Dilansir Kompas.com, Idris mengatakan Presiden PKS Sohibul Imam juga akan hadir dalam acara itu.

Apa sebenarnya yang mereka takutkan? Mungkin PKS beserta SBY dan Prabowo mengingat betul petuah Soekarno yang mengatakan “Berikan ak 10 pemuda maka akan ku guncang dunia, berikan aku 1000 pemuda maka akan ku cabut Semeru dari akarnya”. Ya kalau kita melihat bagaimana sejarah Republik Indonesia ini terbentuk memang tidak lepas dari sentuhan para pemuda. Bagaimana Bung Tomo memulai pergerakan dengan mendirikan Boedi Oetomo dan membakar semangat para pemuda seluruh Indonesia untuk melawan panjajah, setelah itu peristiwa pada 28 Oktober 1928 para pemuda bersumpah dan sampai sekarang kita mengenalnya dengan Sumpah Pemuda dan tentunya bangsa ini juga tidak lupa bagaimana kaum muda yang dipimpin Soekarni menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok guna memaksa mereka segera mendeklarasikan kemerdekaan secepat mungkin.

Balik lagi kita bahas ketakutan PKS, sepertinya mereka juga mengerti bagaimana pemuda bisa melakukan perubahan di negeri ini karena lawan yang mereka hadapi adalah seorang pemuda bernama Dimas Oky Nugroho yang diusung oleh PDIP. Awalnya kandidat Doctor di salah satu universitas di Australia ini dianggap remeh oleh PKS karena Dimas belum dikenal oleh masyarakat, namun beberapa bulan setelah penetapan peserta Pilkada Depok nampaknya Idris harus menelan “pil pahit” karena banyak warga Depok terutama para pemuda mendukung penuh Dimas yang berpasangan dengan Babai Suhaimi ini.

Program yang ditawarkan pun bisa diterima oleh masyarakat Depok yang merasa 10 tahun ini kurang mendapat manfaat dari kepemimpinan Nurmahmudi. Dimas pun menawarkan pengembangan anak-anak muda kreatif Depok yang selama ini tidak dimaksimalkan oleh Pemkot. Dimas pun menegaskan akan membangun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok yang sejak tahun 2005 terbengkalai padahal telah menghabisakan puluhan milyar dana APBD. Selain itu, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan Dimas akan membangun satu RSUD baru dimana nanti di kedua RSUD itu biaya pengobatan gratis.

Nampaknya segala cara dilakukan untuk menjegal anak muda ini bisa memimpin Depok. segala fitnah dilontarkan kepada Dimas, mulai dari dituduh orang kristen, keturunan PKI dan yang paling menggemparkan adalah fitnah dimana beredar spanduk yang berisikan kata-kata SARA yang menyudutkan Dimas. Namun sayang, cara fitnah itu malah menguntungkan Dimas karena makin banyak orang yang bersimpati kepada dirinya.

Beberapa langkah sudah dijalankan untuk menjegal para pemuda Depok melakukan perubahan. Namun sepertinya sudah tidak ada solusi selain menghadirkan SBY dan Prabowo dalam kampanye akbar Idris-Pradi. Patut ditunggu apakah benar SBY-Prabowo mau menurunkan pamor mereka untuk melawan Dimas dan patut ditunggu juga bagaimana manfaat dari kehadiran SBY-Prabowo dalam melawan anak muda ini.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline