Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Fatch

Pendidik

Belajar Bersama Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A

Diperbarui: 21 Januari 2023   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi dari Wa Grup KBMN PGRI 28, penulis salah satu anggota grup didalamnya. dokpri

Belajar Bersama Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A

Assalamualaikum, salam sejahtera buat kita semua.

Para pembaca dimanapun anda berada. Kali ini kita belajar bareng bersama Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A yang lebih dikenal dengan sebutan Prof Eko Indrajit (Prof. Ekoji).

Beliau merupakan seorang guru besar dan pakar teknologi Informatika asal Indonesia. Beliau menempuh pendidikan tingkat sarjana di Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), kemudian melanjutkan studi ke berbagai universitas yang ada di Indonesia maupun luar negeri, terakhir beliau menempuh studi program Doktoral di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bidang studi teknologi pendidikan. 

Beliau mengemban amanat sebagai ketua Smart Learning and Character Center PGRI (PSLCC) untuk mengembangkan profesi guru dan pendidikan karakter berbasis teknologi dan informasi. 

Para pembaca di manapun berada, setelah kuliah, beliau menulis buku sampai sekarang. Jumlah buku yang ditulis sangat fantastis yaitu sebanyak 121 buku sudah diterbitkan di penerbit mayor. Sementara untuk artikel beliau sudah menulis 623 artikel dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. 

Kegemaran beliau menulis diawali sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Walaupun begitu tulisan beliau baru diterbitkan di majalah ketika sudah duduk di bangku SMP. 

Pertanyaannya Kenapa beliau senang sekali menulis? Menurut beliau karena ingin membagi ide, membagi pemikiran, mengungkapkan gagasan dan untuk bercerita kepada orang lain. 

Dengan banyak membagi ide, membagi pemikiran mengungkapkan gagasan dan untuk bercerita kepada orang lain dalam bentuk tulisan maka kita dapat mengejawantahkan apa yang kita pikirkan, sehingga gagasan-gagasan yang kita pikirkan dapat tersampaikan kepada orang lain dengan baik. 

Untuk melahirkan ide, maka kita harus banyak membaca buku, mencari informasi-informasi, baik dari televisi, radio atau dari sumber-sumber manapun yang dapat dijadikan sebagai referensi menjadi sebuah tulisan. 

Tulisan pertama beliau yaitu diterbitkan pada tahun 2000, 2 tahun setelah krisis dan Reformasi. Buku yang diterbitkan pertama berisi 50 artikel. Artikel ini berisi ringkasan dari satu topik yang menjadi trend pada saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline